KALIMAT PERINTAH DALAM AL QUR'AN: KAJIAN FUNGSI RETORIK

Mardjoko, - (2021) KALIMAT PERINTAH DALAM AL QUR'AN: KAJIAN FUNGSI RETORIK. In: BAHASA, SASTRA, & BUDAYA : Bunga Rampai. Suka Press, Yogyakarta, pp. 13-38. ISBN 978-623-7816-27-0

[img]
Preview
Text (Kalimat Perintah dalam Al qur'an Kajian Fungsi Retorik)
Kalimat Perintah dalam Al qur'an Kajian Fungsi Retorik.pdf - Published Version

Download (7MB) | Preview
[img]
Preview
Text (Surat Pernyataan)
surat-surat-pernyataan1633037287.pdf - Published Version

Download (17kB) | Preview

Abstract

Kalimat perintah atau kalâmul-amri adalah menuntut datangnya suatu perbuatan dari lawan tutur, perintah itu datangnya dari pihak yang lebih tinggi ke yang lebih rendah, dengan suatu keharusan. 1 Misalnya perintah Allah Swt kepada hamba-Nya, perintah nabi kepada umatnya, perintah dosen kepada mahasiswanya, atau perintah orang tua kepada anaknya. Seperti perintah Allah kepada orang-orang yang beriman untuk mengerjakan يا أيها ال ين آمنوا اقيموا الصالة وآتوا الزكاة واركعوا shalat dan membayar zakat اكذذذعذذذيذذذن الذذذ مذذذل (Hai orang-orang yang beriman, kerjakanlah shalat, tunaikan zakat, dan rukuklah bersama orang-orang yang ruku’)2 . Perintah tersebut, penuturnya adalah Allah Swt, lawan tuturnya adalah orang-orang yang beriman, sedang pesan perintahnya adalah mengerjakan shalat, membayar zakat, dan ruku’ bersama orang-orang yang ruku’. Kalimat Perintah selain difungsikan untuk makna asli, juga difungsikan untuk makna-makna lain di luar makna aslinya, seperti firman Allah اكعين ال مل واركعوا (ruku’lah bersama-sama orang ruku’). Perintah ruku’ pada ayat tersebut tidak dimaksudkan untuk makna asli sebuah perintah, melainkan difungsikan untuk makna lain, yaitu shalatlah bersama orang-orang yang shalat atau tunduklah bersama orang-orang yang tunduk. Salah satu gaya bahasa yang banyak digunakan dalam Alquran adalah bentuk perintah. Perintah adalah menuntut datangnya suatu perbuatan dari lawan tutur, perintah itu datangnya dari arah yang lebih tinggi pada yang di bawah. Bentuk perintah tersebut ada empat macam, yaitu fi’il amar, fi’il mudhâri’ yang didahuli oleh lam amer, ismu fi’il amr, dan bentuk mashdar yang difungsikan untuk perintah. Tidak semua bentuk perintah tersebut dimaksudkan untuk makna asli sebuah perintah, melainkan banyak yang difungsikan untuk makna majazi. Antara lain difungsikan untuk do’a (permohonan), iltimâs (permintaan sesama derajat), irsyâd (menganjurkan sekali), tahdîd (ancaman), ta’jîz (melemahkan), ibâhah (membolehkan), taswiyah (menyamakan), ikrâm (penghormatan), imtinân (pemberian karunia), takhqir (ejekan), dawâm (perintah untuk selamanya), tamanny (berangan-angan), dan I’tibâr (mengambil pelajaran).

Item Type: Book Section
Uncontrolled Keywords: Kalimat Perintah; Kalimat Amri; Al Qur'an
Subjects: al Qur'an
al Qur'an > Qur'an - analsis bahasa
Divisions: Buku
Depositing User: Dra. Khusnul Khotimah, SS, M.IP -
Date Deposited: 01 Oct 2021 04:52
Last Modified: 01 Oct 2021 04:52
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44892

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum