PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL DAN DAMPAKNYA BAGI PENYANDANG DISABILITAS DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA: STUDI KASUS PROGRAM BIMBINGAN KARIR BAGI PENYANDANG DISABILITAS DI BRTPD PUNDONG, BANTUL, DIY

Siska Novra Elvina, S.Sos, NIM.: 18200010006 (2020) PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL DAN DAMPAKNYA BAGI PENYANDANG DISABILITAS DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA: STUDI KASUS PROGRAM BIMBINGAN KARIR BAGI PENYANDANG DISABILITAS DI BRTPD PUNDONG, BANTUL, DIY. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL DAN DAMPAKNYA BAGI PENYANDANG DISABILITAS DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA: STUDI KASUS PROGRAM BIMBINGAN KARIR BAGI PENYANDANG DISABILITAS DI BRTPD PUNDONG, BANTUL, DIY) 18200010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (8MB) | Preview
	Text (PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL DAN DAMPAKNYA BAGI PENYANDANG DISABILITAS DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA: STUDI KASUS PROGRAM BIMBINGAN KARIR BAGI PENYANDANG DISABILITAS DI BRTPD PUNDONG, BANTUL, DIY) 18200010006_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (10MB) | Request a copy

Abstract

Penerimaan kerja bagi penyandang disabilitas telah diatur dalam pasal 53 (1) UU 8 Tahun 2016. Namun demikian dalam kenyataannya aturan tersebut masih belum berjalan maksimal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini merupakan salah satu faktor yang membuat penyandang disabilitas merasa khawatir dan cemas untuk masuk bursa kerja, merasa termajinalkan, merasa terdiskriminasi karena sering diragukan kemampuannya untuk melakukan pekerjaan secara mandiri. Kecemasan yang dialami oleh penyandang disabiitas tersebut berdampak pada keadaan psikis dan sosial, sehingga menimbulkan permasalahan psikososial. Sebagai upaya mengatasi permasalahan psikososial bagi penyandang disabilitas tersebut, Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas ( BRTPD) Pundong Bantul DIY menginisiasi program bimbingan karir guna mendukung penyandang disabilitas untuk memasuki dunia kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi signifikansi program bimbingan karir yang dilakukan oleh BRTPD tersebut bagi peningkatan kapasitas dan kesiapan penyandang disabilitas dalam menghadapi dunia kerja. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penentuan subyek penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria antara lain: penyandang disabilitas yang ada dalam kelompok usia kerja (15-64 tahun), penyandang disabilitas daksa yang mengalami permasalahan psikososial, serta telah mengikuti rehabilitasi sosial. Informan dalam penelitian ini juga terdiri dari kelompok pekerja sosial dan psikolog yang memiliki pengalaman memberikan layanan kepada penyandang disabilitas daksa serta pihak managemen BRTPD. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis kualitatif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyandang disabilitas daksa yang mengikuti program rehabilitasi di BRTPD pada umumnya menunjukkan adanya gejala permasalahan psikososial yang cukup serius, seperti merasakan kecemasan (aspek psikis) dan mengalami perlakuan negatif dari lingkungan sekitarnya (aspek sosial). Kondisi ini cenderung menjadikan penyandang disabilitas daksa kurang percaya diri dan sulit terbuka yang pada akhirnya berdampak pada kesiapan mereka dalam menghadapi dunia kerja. Dalam mengatasi hal tersebut, BRTPD melakukan pendekatan behavioral, CBT dan psikodinamik katarsis yang dilakukan oleh pekerja sosial dan psikolog. Beberapa program bimbingan karir telah yang dilakukan oleh BRTPD, yaitu bimbingan vokasional (karir) untuk membekali penyandang disabilitas daksa dengan keterampilan untuk memasuki dunia kerja serta bimbingan lanjut terhadap PPKS yang telah memetuskan kontrak terhadap BRTPD. Bimbingan yang dilakukan kepada PPKS yang berada di BRTPD dapat dikatakan berhasil, terbukti dengan adanya alumni yang telah bekerja di berbagai tempat atau membuka usaha dengan skill yang dimiliki, akan tetapi masih ada juga alumni yang belum mendapatkan pekerjaan. Hambatan untuk mendapatkan pekerjaan bukan lagi pada diri penyandang disabalitas daksa tetapi muncul dari keluarga dan masyarakat, seperti masih adanya rasa kasihan yang berlebihan, stigma negatif dari masyarakat serta keterbatasan aksesibel di lapangan kerja bagi penyandang disabilitas daksa.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item