PENGEMBANGAN DESA INKLUSI OLEH SIGAB MELALUI PEMBERDAYAAN DIFABEL (Studi Komparasi di Desa Sendangtirto Berbah dan Sendangadi Mlati Sleman)

Nur Hadi Prabawa, NIM. 17107020047 (2021) PENGEMBANGAN DESA INKLUSI OLEH SIGAB MELALUI PEMBERDAYAAN DIFABEL (Studi Komparasi di Desa Sendangtirto Berbah dan Sendangadi Mlati Sleman). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PENGEMBANGAN DESA INKLUSI OLEH SIGAB MELALUI PEMBERDAYAAN DIFABEL (Studi Komparasi di Desa Sendangtirto Berbah dan Sendangadi Mlati Sleman))
17107020047_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (PENGEMBANGAN DESA INKLUSI OLEH SIGAB MELALUI PEMBERDAYAAN DIFABEL (Studi Komparasi di Desa Sendangtirto Berbah dan Sendangadi Mlati Sleman))
17107020047_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (6MB)

Abstract

Difabel merupakan kelompok yang paling banyak menerima diskriminasi dan pengucilan dari masyarakat terutama di tingkat desa. Oleh karenanya, berbagai kebijakan dan program pemberdayaan dilakukan untuk merubah iklim desa menjadi lebih inklusi terutama bagi difabel. Salah satu upaya tersebut terlihat dengan terbentuknya rintisan desa inklusi oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) SIGAB. Penelitian ini bertujuan untuk mengkomparasikan pemberdayaan difabel di dalam proses pengembangan desa inklusi di Desa Sendangtirto Berbah dan Sendangadi Mlati Sleman. Dengan menggunakan perspektif model sosial (social model) difabel dapat dijelaskan lebih luas lagi daripada hanya membahas tentang persoalan fisik atau psikis (medical model). Penelitian ini menggunakan teori pemberdayaan Jim Ife. Teori ini dirasa lebih relevan karena mencakup perencanaan dan kebijakan, aksi sosial dan politik serta penyadaran dan pendidikan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat penelitian kualitiatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif-komparatif. Metode pengumpulan data yang digunakan pertama yaitu observasi, peneliti langsung datang ke Desa Sendangtirto dan Sendangadi untuk melakukan pengamatan, kemudian dilanjutkan dengan mewawancarai pemerintah desa, masyarakat, kader penggerak difabel dan difabel dengan teknik wawancara semi-terstruktur. Terakhir melakukan dokumentasi berupa rekaman wawancara dan memfoto bangunan yang sudah aksesibel bagi difabel. Untuk analisis data penelitian melalui tahap reduksi data dimana data yang ada dikelompokan sesuai kesamaan jenis. Data yang sudah dikelompokan kemudian disajikan pada bab 3. Tahap terakhir yaitu melakukan penarikan kesimpulan dari data yang sudah diatur dan di analisis dengan teori pemberdayaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pembentukan desa inklusi diawali dari temu inklusi pada tahun 2014 yang diselenggarakan oleh SIGAB. Ditemukan juga perbedaan orientasi pemberdayaan difabel antara kedua desa. Desa Sendangtirto Berbah lebih tertuju pada pelatihan kewirausahaan dan pemberian dana bantuan. Sedangkan Desa Sendangadi Mlati fokus pada pelatihan dan pengembangan usaha mikro, serta adanya upaya meningkatkan kemampuan berorganisasi bagi difabel. Pembangunan aksesibilitas di tempat publik lebih dominan di Desa Sendangtirto. Akan tetapi, Desa Sendangadi masih lebih unggul dari aspek pelayanan berbasis inklusi untuk difabel. Dari segi proses pengembangan desa inklusi, hambatan di Desa Sendangtirto Berbah lebih banyak terjadi.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Astri Hanjarwati,S.Sos,. M.A.
Uncontrolled Keywords: Pemberdayaan, Komparasi, Desa Inklusi, Difabel
Subjects: Sosiologi
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora > Sosiologi (S1)
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 06 Oct 2021 14:03
Last Modified: 06 Oct 2021 14:03
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45042

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum