REINTERPRETASI AYAT-AYAT TAHKIM PERSPEKTIF MAQASID SYARI’AH JASSER AUDA

Faizin Ainun Najib, NIM: 18205010042 (2020) REINTERPRETASI AYAT-AYAT TAHKIM PERSPEKTIF MAQASID SYARI’AH JASSER AUDA. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (REINTERPRETASI AYAT-AYAT TAHKIM PERSPEKTIF MAQASID SYARI’AH JASSER AUDA)
18205010042_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA (1).pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (REINTERPRETASI AYAT-AYAT TAHKIM PERSPEKTIF MAQASID SYARI’AH JASSER AUDA)
18205010042_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR (1).pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

Selama ini interpretasi ayat-ayat tahkim seringkali dibatasi pada kecenderung terhadap realitas tertentu. Dalam mengkaji perselisihan politik, sosial, selalu disandarkan pada otoritas teks „mengidolakan teks‟, seakan-akan teks tampak sebagai sebuah tambang makna yang menyimpan jawaban atas segenap persoalan-persoalan. Disamping itu, ayat ayat tahkim selalu dikaitkan dengan penerapan sistem di Indonesia, sebab, secara formal tidak penerapkan syariat yang terkandung dalam Nas. Hemat penulis, interpretasi demikian terjadi krisis dan anomali yang menyebabkan sistem kesatuan ayat yang saling berkaitan terabaikan. Dengan demikian penulis menawarkan sebuah paradigma baru agar sesuai dengan tujuan dan maksud syariat yaitu keadilan, dan kesetaraan, yang kesemuanya ini mencerminkan maqasid syari‟ah. Tesis ini bertujuan untuk reinterpretasi ayat-ayat tahkim yang ternarasikan dalam kata “kafir, fasiq, dan zalim” di QS. al-Maidah [5] 44, 45, 47. Dengan menggunakan pandangan maqasid syariah Jasser Auda dengan pendekatan sistem. Ada beberapa rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini 1). Bagaimana reinterpretasi ayat-ayat Tahkim? 2). Mengapa ayat-ayat tahkim perlu di renterpretasi perspektif maqashid syari‟ah? 3). Bagaimana transformasi ayat-ayat tahkim perspektif Jasser Auda dalam konteks keberagamaan?. Dengan analisis tersebut penelitian ini menemukan jawaban atas rumusan masalah dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka penulis menggunakan teori maqasid syariah Jasser Auda dengan pendekatan sistem sebagai basis penafsiran. Pendektan yang diusung oleh Jasser Auda pada dasarnya sebagai reformulasi terhadap teori-teori ushul fiqh klasik yang cenderung protection dari pada development, parsial dari pada utuh, sehingga upaya tersebut selaras dengan perkembangan zaman. Sebagai Reinterpretasi dengan pendekatan sistem, Auda menawarkan enam fitur sistem dalam memperoleh maksud sebuah ayat. Pertama, kemenyeluruhan (wholeness), Sebagai reinterpretasi adalah menerapkan prinsip holisme melalu operasionalisasi tafsir yang tidak mengandalkan otoritas teks, melainkan menjadikan seluruh ayat sebagai pertimbangan dalam menafsirkan ayat. Kedua, kognitif (al-idrakiyah) cara pandang ini merupakan representasi kognisi manusia atas wahyu, penafsiran tegasnya, adalah hasil ijtihad manusia terhadap teks sebagai upaya menyingkp makna tersembunyi, serta apresiasi terhadap pengetahuan dan realitas yang terus berkembang. Sebab konsepi atau asumsi mufasir atas realitas „pandangan dunia‟ weltanchaung yang merbentuk berdasarkan perkembangan yang terjadi di ruang kebudayaan dan realitas yang melingkupinya. Ketiga, keterbukaan (openness) sistem ini menekan pada penafsiran yang menyeru pada sakralisasi bunyi suatu teks, seakan-akan teks mempunyai tambang makna. Padahal, tegasnya, bahwa Nas khusus itu terbatas, sedangkan peristiwa tidak terbatas. Sebagai catatan bahwa keterbukaan dan pembacaan baru dalam penafsiran tidak bertentangan dengan nilai-nilai moral pokok dan maqasid. Keempat, Fitur hierarki saling berkaitan (al-harakiyyah al-mu‟tamadah tabadullium, intrelated hierarchy), setidaknya memberikan perbaikan pada dua dimensi maqasid syari‟ah yaitu perbaikan jangkauan maqasid dan perbaikan vi jangkuan orang yang diliputi maqasid. Bagi segala sesuatu harus dilihat secara komprehensif. Memahami Sistem tidak hanya cukup pada satu bagian saja, melainkan semua jejaring bagian dalam sistem tersebut. Kelima, Fitur multi-dimensional (ta‟addud al-„ab‟ad, multidimensionalty). Keenam, Fitur Kebermaksudan (purposefulness) Untuk mengekplorasi pendekatan sistem sebagai reinterpretasi ayat-ayat tahkim dapat diketahui maqasid dalam ayat ini, yaitu penafsiran ayat-ayat tahkim dalam QS. al-Maidah 44, 45, 57 mengharuskan pada kemenyeluruhan ayat karena ayat merupakan satu kesatuan sistem yang saling berkaitan, yaitu pada QS. al-maidah 42, yang menjadi maqasidnya yaitu keadilan dan kesetaraan Nabi dalam menengahi konflik masyarkat. Berdasarkan realitas, khsusnya sistem kenegaraan, bahwa sistem atau ideologi negara merupakan representasi atas „pandangan dunia‟ dari pada wahyu, sebagai catatan bahwa keadilan dan kesetaraan harus dipertimbangkan.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Prof. Dr. KH. Abdul Mustaqim, S.Ag, M.Ag
Uncontrolled Keywords: Reinterpretasi, Ayat-ayat Tahkim, Maqasid Syari‟ah, Pendektan Sistem.
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S2)
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 26 Oct 2021 21:04
Last Modified: 26 Oct 2021 21:04
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45973

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum