ORIENTASI SUFISTIK HAMKA DALAM TAFSIR AL-AZHAR

Fahrudin S.Pd, NIM.: 18205010070 (2020) ORIENTASI SUFISTIK HAMKA DALAM TAFSIR AL-AZHAR. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (ORIENTASI SUFISTIK HAMKA DALAM TAFSIR AL-AZHAR)
18205010070_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (ORIENTASI SUFISTIK HAMKA DALAM TAFSIR AL-AZHAR)
18205010070_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (6MB) | Request a copy

Abstract

Kajian ilmu tasawuf di era modern semakin banyak diminati oleh sebagian ilmuwan muslim. Walau masih banyak anggapan buruk terhadap disiplin ilmu tasawuf ini, bahkan sampai menuduh tasawuf sebagai penyebab kemunduran Islam di zaman modern karena hanya berfikir mengurus dirinya sendiri. Namun, di Indonesia muncul seorang tokoh bernama Hamka, berupaya tampil memberikan pemahaman tentang tasawuf yang berbeda dari biasanya. Penelitian ini, fokus mengkaji bagaimana paradigma sufistik Hamka dalam tafsir al-Azhar, bagaimana penerapan paradigma sufistik dalam tafsir al-Azhar, serta bagaimana relevansi paradigma tafsir sufistik Hamka dalam konteks kekinian. Penelitian pustaka (library reasearch) ini menggunakan data primer dan sekunder. Setelah data-data terkumpul kemudian dianalisis secara content analysis dengan variabel utama adalah ayat-ayat al-Qur‟an berdimensi tasawuf yang telah penulis kelompokan guna memudahkan dalam proses penelitian ini. Adapun langkah pokok analisis data dalam penelitian ini diawali dengan inventarisasi teks berupa ayat, mengkaji teks, melihat historis ayat, selanjutnya diinterpretasikan secara objektif dan dituangkan secara deskriptif dan ditarik beberapa kesimpulan secara deduktif dengan mengacu kepada masalah yang telah dirumuskan. Hasil kajian atas rumusan masalah dalam penelitian ini menunjukkan bahwa, paradigma penafsiran Hamka adalah termasuk paradigma tafsir isyari yaitu yang berdasarkan pada kaidah ilmiah yang nyata dan realistis serta pentakwilan ayat-ayat al-Qur‟an yang mengkompromikan antara makna zahir dan batin. Karena yang menjadi asumsi tafsir isyari adalah al-Qur‟an mencakup apa yang zahir dan batin. Sehingga dalam setiap penafsiran ayat-ayat berdimensi tasawuf, Hamka menafsirkan berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah, serta berdasarkan kajian-kajian yang dibangun atas dasar pengalaman spiritual Hamka dalam mendalami dunia sufistiknya. Paradigma sufistik Hamka memiliki relevansi yang signifikan dengan dunia modern. Karena Hamka menuturkan bahwa, manusia yang hidup di zaman ini tidak harus meninggalkan kehidupan dunia yang sedang ia jalani. Andai ia memiliki jabatan, maka ia tidak harus meninggalkan jabatanya, demikian pula jika ia punya harta tidak harus meninggalkanya dan pergi beruzlah di tempat-tempat sunyi. Tetapi yang harus ditinggalkan adalah akhlak yang buruk dan tercela yang membawa manusia menjadi sombong dan tidak adil terhadap Tuhannya. Manusia hanya perlu memperbaiki akhlak, budi pakerti, untuk menghambakan diri pada Allah, bukan pada harta dan jabatan yang dia punya karena pada dasarnya dunia bukanlah tujuan melainkan sarana menuju akhirat yang kekal.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing : Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Orientasi, Tafsir Sufistik, Tafsir Al-Azhar
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Qur'an Hadis
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S2) > Studi al Qur'an dan Hadits
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 02 Nov 2021 12:51
Last Modified: 02 Nov 2021 12:51
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46243

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum