HUKUM TIDAK MEMANDIKAN JENAZAH PASIEN COVID-19 (STUDI KOMPARASI MUHAMMADIYAH DAN NAHDLATUL ULAMA)

GINA NADIA SWARI, NIM. 17103060011 (2021) HUKUM TIDAK MEMANDIKAN JENAZAH PASIEN COVID-19 (STUDI KOMPARASI MUHAMMADIYAH DAN NAHDLATUL ULAMA). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (HUKUM TIDAK MEMANDIKAN JENAZAH PASIEN COVID-19 (STUDI KOMPARASI MUHAMMADIYAH DAN NAHDLATUL ULAMA))
17103060011_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (HUKUM TIDAK MEMANDIKAN JENAZAH PASIEN COVID-19 (STUDI KOMPARASI MUHAMMADIYAH DAN NAHDLATUL ULAMA))
17103060011_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Tingginya angka kematian akibat Covid-19 menyebabkan munculnya berbagai isu yang beredar tentang jenazah pasien Covid-19 yang tidak dimandikan dan langsung dikuburkan, sehingga menimbulkan pertanyaan dari umat mengenai jenazah Covid-19 yang dikuburkan tanpa dimandikan terlebih dahulu. Dengan hal ini maka penyusun merasa tertarik untuk membahas tentang hukum tidak memandikan jenazah pasien Covid-19, dikarenakan mayoritas masyarakat pengikut Ormas Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama maka penelitian ini dikomparasikan dengan pendapat Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Sifat penelitian ini ialah deskriptif komparatif. Sementara jenis penelitiannya ialah library research atau penelitian kepustakaan. Dalam penelitian ini menggunakan teori Maqashid Syari’ah dengan pendekatan ushul fiqh. Data-data tersebut dianalisis dengan metode komparatif berdasarkan persamaan dan perbedaannya. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Muhammadiyah berpendapat jika dalam keadaan mendesak dan darurat, jenazah pasien Covid-19 bisa langsung dikuburkan tanpa harus dimandikan, dan pendapat Muhammadiyah telah sesuai dengan tujuan Maqashid Syari’ah. Hal ini berbeda dengan Nahdlatul Ulama yang berpendapat bahwasannya jenazah pasien Covid-19 semua hak-haknya harus tetap terpenuhi dari memandikan, mengkafani, menyhalatkan dan menguburkan. Tapi dalam pendapatnya Nahdlatul Ulama memberikan tahapan dan tata cara memandikan jenazah pasien Covid-19 meskipun demikian Nahdlatul Ulama dalam pendapatnya juga telah sesuai dengan tujuan Maqashi Syari’ah. Adapun persamaan nya yaitu sama-sama berpendapat bahwasannya Covid-19 itu merupakan wabah tho’un yang pernah terjadi pada masa Rasulallah Saw. sehingga yang meninggal akibat pandemi Covid-19 ini dikategorikan sebagai mati syahid dan syahid disini artinya syahid akhirat. Adapun perbedaannya yaitu Muhammadiyah lebih memberikan kemudahan untuk tetap bisa melaksanakan syari’at sedangkan Nahdlatul Ulama untuk mencapai kemudahan harus menempuh tahapan-tahapan dan tatacara yang telah diberikan. Pendapat Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama telah sesuai dengan tujuan maqashid syari’ah yaitu hukum darurat dibentuk agar memberikan kemaslahatan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: SHOHIBUL ADHKAR, M.H.
Uncontrolled Keywords: Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, tidak memandikan jenazah pasien Covid-19
Subjects: Perbandingan Madzhab
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 04 Nov 2021 11:33
Last Modified: 04 Nov 2021 11:33
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46338

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum