ZAHIRISME IBNU HAZM AL-ANDALUSI (Perspektif Methodological Limitation Paul Karl Feyerabend)

Darul Siswanto, NIM: 19205010050 (2021) ZAHIRISME IBNU HAZM AL-ANDALUSI (Perspektif Methodological Limitation Paul Karl Feyerabend). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (ZAHIRISME IBNU HAZM AL-ANDALUSI (Perspektif Methodological Limitation Paul Karl Feyerabend))
19205010050_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (ZAHIRISME IBNU HAZM AL-ANDALUSI (Perspektif Methodological Limitation Paul Karl Feyerabend))
19205010050_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

Zahirisme atau Ẓāhiriyah lazim dipahami sebagai sebuah mazhab fikih. Mazhab yang mengedepankan makna zahir dari teks-teks keagamaan (al-Qur'an dan hadis), menolak adanya opsi pemaknaan batin, ra'y, dan qiyās. Diintroduksi oleh Dawud al-Isfahani atau masyhur dengan Dawud az-Zahiri. Namun kemudian Zahirisme justru berkembang dan mencapai puncaknya di tangan Ibnu Hazm al-Andalusi. Zahirisme yang pada awalnya dikenal sebagai mazhab fikih, di tangan Ibnu Hazm zahirisme bertransformasi menjadi sebuah metode yang juga menjangkau pemikiran kalam. Beberapa kajian menjelaskan zahirisme dengan artian literalisme, dan zahirisme Ibnu Hazm dalam bidang kalam justru menunjukkan inkonsistensi Ibnu Hazm pada zahirisme itu sendiri. Penelitian ini mengupayakan sebuah sudut pandang baru dalam melihat zahirisme Ibnu Hazm, yakni dengan perspektif methodological limitation Paul K. Feyerabend. Meskipun teori ini terbilang baru, methodological limitation sengaja penulis pilih, karena cara terbaik menjelaskan suatu konsep metodologi dan epistemologi adalah dengan memaparkan batasan-batasannya. Dengan methodological limitation dimungkinkan untuk menemukan gagasan-gagasan inti dari setiap metode fikih dan kalam Ibnu Hazm dengan lebih spesifik. Penelitian ini menyimpulkan tiga hal. Pertama, perbedaan dalam beberapa kajian tentang zahirisme Ibnu Hazm berakar dari perbedaan dalam memaknai aẓ-ẓāhiriyah. Kedua, pemikiran fikih dan kalam Ibnu Hazm dibangun diatas paradigma zahirisme, hanya saja dengan karakteristik dan batasannya masing-masing. Di mana pemaknaan zahir dalam kalam ditunjukkan melalui konsep majas yang ia jelaskan. dengan methodological limitation, diketahui bahwa dominasi akal dalam membangun argumentasi teologi, dan dominasi naql dalam argumentasi fikih bukan bentuk inkonsistesi, melainkan bentuk konsistensi Ibnu Hazm terhadap setiap metode fikih dan kalam.. Ketiga, Ibnu Hazm adalah seorang ulama moderat yang menempatkan akal dan wahyu secara adil dan proporsional.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Zahirisme, Ibnu Hazm, Methodological limitation, Metodologi, Epistemologi.
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S2)
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 06 Nov 2021 21:19
Last Modified: 06 Nov 2021 21:19
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46390

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum