STRUKTURASI PEMAHAMAN TEUNGKU TERHADAP DALIL-DALIL FIDYAH DI MASYARAKAT ACEH BESAR

Maulana Iban Salda, NIM: 19205010003 (2021) STRUKTURASI PEMAHAMAN TEUNGKU TERHADAP DALIL-DALIL FIDYAH DI MASYARAKAT ACEH BESAR. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (STRUKTURASI PEMAHAMAN TEUNGKU TERHADAP DALIL-DALIL FIDYAH DI MASYARAKAT ACEH BESAR)
19205010003_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (STRUKTURASI PEMAHAMAN TEUNGKU TERHADAP DALIL-DALIL FIDYAH DI MASYARAKAT ACEH BESAR)
19205010003_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

Para ulama dan mufassir sepakat bahwa setiap umat Muslim yang meninggalkan kewajiban puasa agar membayar fidyah atau denda berupa makanan pokok yang diberikan kepada fakir miskin. Masyaakat Aceh Besar pada praktik tradisi fidyah menjadikan beras sebagai syarat dalam keberlangsuangan ritual. Pada praktik tradisi tersebut masyarakat Aceh Besar mendistribusikan beras kepada teungku dan Teungku Dayah yang berada di desa tersebut, dan dipraktikkan dengan cara menolak dan menarik beras antar sesama teungku. Penelitian ini mencoba menggali fidyah dari aspek strukturasi tradisi fidyah, dengan meliputi dua rumusan masalah, pertama, Bagaimana Bagaimana praktik fidyah terjadi di Aceh?. Kedua, Mengapa tradisi fidyah masih tetap eksis di masyarakat Aceh Besar dengan pendekatan strukturasi?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research) yang berlokasi di wilayah Aceh Besar. Subjek penelitian ini terdapat pada masyarakat Darussalam, Aceh Besar. Para informan meliputi teungku, teungku dayah, dan masyarakat yang juga merupakan bagian dari sumber data primer penelitian. Sedangkan data sekunder diperoleh dari arsip-arsip dalam bentuk buku dan karya tulis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi yang kemudian dianalisis dengan cara reduksi, penyajian data dan kesimpulan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan living Qur‟an. Selain itu, teori yang diaplikasikan adalah teori strukturasi Anthony Giddens. Tradisi fidyah pada masyarakat Aceh Besar memiliki dualitas struktur antara teungku (agen) dan masyarakat Darussalam Aceh Besar (struktur). Teori strukturasi Anthony Giddens diantaranya signifikasi, dominasi, dan legitimasi. Hasil penelitian dengan menggunakan teori tersebut menemukan bahwa Teungku Dayah merupakan salah satu bentuk sebutan signifikasi, dikarenakan ia memahami wacana-wacana keagamaan yang direproduksi. Maka dapat dipahami bahwa pernyataan-pernyataan Teungku Dayah merupakan pemberi kesimpulan akhir (peuneutoh haba) terhadap berbagai permasalahan yang kemudian secara serta merta (taken from granted) diikuti oleh masyarakat Aceh Besar. Pada tataran praktek bagaimana komunikasi yang terjadi atas dasar bingkai intrepretatif dari signifikasi. Pada sisi dominasi, teungku mempunyai fasilitas untuk mendominasi dan memobilisasi masyarakat Aceh Besar kepada tindakan dan praktik fidyah. Sebutan teungku sebagai fasilitas masyarakat Aceh Besar dalam menjalin ibadah dan praktik keagamaan. Teungku memiliki kekuatan legitimasi untuk memberi masukan dan arahan jika masyarakat Aceh Besar terdapat mempraktikkan tradisi fidyah dengan menyalahi aturan dan norma yang ada.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. Inayah Rohmaniyah, M.Hum M.A.
Uncontrolled Keywords: Fidyah, Masyarakat Aceh Besar, Struktruasi
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Studi Al Qur'an dan Hadits (S2)
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 08 Nov 2021 09:18
Last Modified: 08 Nov 2021 09:18
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46398

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum