PONDOK PESANTREN MODERN MUHAMMADIYAH BOARDING SCHOOL (PPM MBS) BOKOHARJO PRAMBANAN YOGYAKARTA (2008–2020 M)

Balya Taufiqurahman, NIM.: 16120091 (2021) PONDOK PESANTREN MODERN MUHAMMADIYAH BOARDING SCHOOL (PPM MBS) BOKOHARJO PRAMBANAN YOGYAKARTA (2008–2020 M). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PONDOK PESANTREN MODERN MUHAMMADIYAH BOARDING SCHOOL (PPM MBS) BOKOHARJO PRAMBANAN YOGYAKARTA (2008–2020 M))
16120091_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (PONDOK PESANTREN MODERN MUHAMMADIYAH BOARDING SCHOOL (PPM MBS) BOKOHARJO PRAMBANAN YOGYAKARTA (2008–2020 M))
16120091_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School (PPM MBS) Bokoharjo Prambanan Yogyakarta didirikan pada tanggal 20 Januari 2008 M oleh Ustaz H. M. Nashirul Ahsan bersama dengan Angkatan Muda Muhammadiyah Prambanan. Muhammadiyah Boarding School (MBS) merupakan sekolah yang memadukan antara pendidikan pesantren dengan pendidikan sekolah modern. Penelitian ini menarik karena PPM MBS merupakan pondok pesantren yang baru di Muhammadiyah sekaligus mengawali era baru pesantren Muhammadiyah. Berdirinya PPM MBS Yogyakarta melibatkan banyak elemen termasuk warga persyarikatan Muhammadiyah di Prambanan. Selain itu, dinamika yang terjadi pada periode awal hingga waktu-waktu selanjutnya berhasil membawa MBS pada kemajuan baik secara sistem, menejemen, jumlah santri, maupun infrastruktur. Hal itu dibuktikan dengan berdirinya pesantren di berbagai daerah yang menggunakan MBS Yogyakarya sebagai role model. Selain itu, pengaruh lain yang muncul ialah semakin dinamisnya pergerakan PCM Prambanan, serta peran kader-kader yang berkiprah di Muhammadiyah. Hal ini merupakan output dari berdirinya MBS. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis untuk mempelajari latar belakang berdirinya PPM MBS Bokoharjo Prambanan Yogyakarta, perkembangannya, serta pengaruhnya terhadap persyarikatan Muhammadiyah. Teori yang digunakan adalah teori perubahan sosial dari Gillin dan Gillin. Mereka mengemukakan perubahan sosial sebagai suatu variasi cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, maupun karena difusi dan penemuan-penemuan dalam masyarakat. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode sejarah. Metode sejarah meliputi empat tahap, yaitu: heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil dari penelitian ini adalah: Pertama, PPM MBS Yogyakarta didirikan oleh Ustaz Nashir bersama para tokoh Pemuda Muhammadiyah Prambanan untuk menjawab kelangkaan kader di Muhammadiyah. Mereka berhasil mendirikan MBS, meskipun pada awalnya tidak mempunyai lahan. Dengan semangat tinggi dan tekad yang bulat yang melekat pada dirinya, akhirnya cita-cita mereka tercapai dengan berdirinya MBS. Kedua, MBS mengalami perkembangan yang pesat dari berbagai segi, yaitu: segi fisik, struktur, kurikulum, santri, dan prestasi. Ketiga, Pengaruh yang diberikan MBS terhadap Muhammadiyah cukup signifikan. MBS menjadi role model baru bagi pesantren Muhammadiyah, dan membuat jumlah pesantren Muhammadiyah semakin bertambah. MBS membuat pergerakan PCM Prambanan semakin maju, dengan berkembangnya dakwah dan perolehan prestasi. MBS menyumbangkan kader-kader yang siap berkiprah di persyarikatan dengan bekal kurikulum yang dibentuk MBS.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Siti Maimunah, S.Ag., M.Hum.
Uncontrolled Keywords: PPM MBS Bokoharjo Prambanan Yogyakarta, Muhammadiyah, Kurikulum
Subjects: Organisasi Masyarakat > Muhammadiyah
Pendidikan Islam (Pesantren)
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 08 Nov 2021 13:20
Last Modified: 08 Nov 2021 13:20
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46448

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum