KONSEP NIKAH DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN SEMANTIK TOSHIHIKO IZUTSU)

Diki Wahyudi, NIM. 17105030069 (2021) KONSEP NIKAH DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN SEMANTIK TOSHIHIKO IZUTSU). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KONSEP NIKAH DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN SEMANTIK TOSHIHIKO IZUTSU))
17105030069_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (KONSEP NIKAH DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN SEMANTIK TOSHIHIKO IZUTSU))
17105030069_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (6MB)

Abstract

Di dalam Al-Qur‟an terdapat istilah-istilah kunci yakni kata-kata yang memainkan peranan yang sangat menentukan dalam penyusunan struktur konseptual dasar pandangan dunia Al-Qur‟an, salah satunya adalah kata al-nikāh. Konsep nikah menjadi penting dan menarik untuk dibahas, selain karena memang bahwa pernikahan adalah suatu yang esensial dalam kehidupan manusia, namun di sisi lain masih terdapat problem mengenai pernikahan. Para ulama berselisih dalam menentukan makna hakiki kata al-nikāh antara akad ataukah bersetubuh. Beragam model jenis pernikahan juga menuai pro kontra dalam diskursus keislaman. Dalam skripsi ini, penulis mengungkapkan makna dan konsep nikah yang terdapat di dalam Al-Qur‟an dengan menggunakan analisis semantik yang dipopulerkan oleh Toshihiko Izutsu. Pemilihan ini dikarenakan pendekatan semantik Toshihiko Izutsu memiliki keistimewaan dibandingkan dengan metode tematik. Selain pendekatannya yang relatif baru dalam kajian Al-Qur‟an, juga penggunaan data-data yang tersimpan dalam khazanah sastra Arab klasik, terutama dari masa pra Islam. Pendekatan ini juga menguraikan bagaimana istilah-istilah kunci dalam Al- Qur‟an dilihat dalam sistem-sistem pemikiran yang lahir dan berkembang setelah masa turunnya Al-Qur‟an. Dengan menggunakan analisis semantik ini akan diperoleh makna dasar, makna relasional yang terdiri dari analisis sintagmatik dan paradigmatik, sinkronik dan diakronik yang terdiri dari periode Qur‟anik, Qur‟anik, dan pasca Qur‟anik yang akhirnya diperoleh weltanschauung kata al-nikāh. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa makna dasar kata al-nikāh adalah menggabungkan dan mengumpulkan. Sedangkan makna relasional kata alnikāh dalam Al-Qur‟an memiliki makna akad atau bersetuhuh dan juga memiliki nilai keimanan dan keadilan di dalamnya. Pada periode pra Qur‟anik, pernikahan dipahami sebagai prosesi yang mengakibatkan halalnya hubungan antara lelaki dengan perempuan dan tidak memiliki nilai religius. Pada periode Qur‟anik, kata al-nikāh dapat bermakna akad atau bersetubuh, dan haruslah didasarkan pada keadilan dan keimanan. Kata al-nikāh pada periode Qur‟anik juga mempunyai posisi penting. Kata tersebut menunjukkan suatu langkah pengangkatan derajat eksistensi perempuan mukmin, perempuan tua, Ibu, anak yatim perempuan, isteri-isteri orang yang beriman, isteri-isteri Nabi, hamba sahaya laki-laki dan hamba sahaya perempuan. Sedangkan pada periode pasca Qur‟anik dilihat dari sisitem pemikiran tasawuf, pernikahan mempunyai faedah dan bahaya, dan ini berarti pernikahan dapat mendatangkan maslahat dan juga mudarat tergantung kepada niat dan keadaan sesorang, sehingga jelas pernikahan itu baik untuknya atau lebih baik dijauhi.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Muhammad Hidayat Noor, S.Ag M.Ag
Uncontrolled Keywords: Al-Qur'an dan tafsir
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 09 Nov 2021 15:11
Last Modified: 09 Nov 2021 15:11
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46511

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum