TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PEMBAYARAN PADA JUAL BELI BUNGA MELATI TEH DI DESA KARANGCENGIS KECAMATAN BUKATEJA KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH

MUHAMAD LUKMAN - NIM. 95382327, (2010) TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PEMBAYARAN PADA JUAL BELI BUNGA MELATI TEH DI DESA KARANGCENGIS KECAMATAN BUKATEJA KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PEMBAYARAN PADA JUAL BELI BUNGA MELATI TEH DI DESA KARANGCENGIS KECAMATAN BUKATEJA KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH)
BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (510kB) | Preview
[img] Text (TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PEMBAYARAN PADA JUAL BELI BUNGA MELATI TEH DI DESA KARANGCENGIS KECAMATAN BUKATEJA KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH)
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (452kB)

Abstract

Dari segi pembayaran, pedagang dan pengepul biasanya menetapkan harga pembelian ditentukan pada saat pembayaran yang ditangguhkan setengah bulan kemudian, dan bukanpada waktu terjadinya akad jual beli bunga melati, padahal petani sangat memerlukan uang tunai pada saat penjualan untuk memenuhi kebutuhan se-hari-hari. Peran pedagang dan pengepul sangat dominant dalam menentukan system pembayaran harga, tanpa mempertimbangkan kemaslahatan petani, sehingga petani merasa dirugikan. Praktek tersebut masih berjalan dalam masyarakat Karangcengis dan sekitarnya, padahal pihak pedagang dan petani tahu bahwa praktek tersebut merugikan salah satu pihak. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), dan sifat penelitiannya adalah deskriptif analitik. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fiqh, disamping pendekatan normative dan sosiologis. Cara yang digunakan dalam mengumpulkan data primer melalui wawancara, dan observasi. Setelah data terkumpul, data dianalisis untuk memperoleh kesimpulan akhir dengan menggunakan cara berpikir deduktif. Sistem pembayaran bunga melati the yang dilakukan pedagang oleh warga Desa Karang cengis didasarkan pada adat istiadat masyarakat yang telah berlangsung cukup lama yaitu tahun 1970. Dalam prakteknya tidak terdapat lafad khusus yang menunjukkan adanya ijab qabul, akan tetapi hanya berupa perbuatan yang telah dipahami masing-masing pihak, dan dalam akad tidak disinggung mengenai harga barang. Barang akan dibayar setengah bulan berikutnya, dan waktu pembayaran harga sepenuhnya ditentukan oleh pihak pedagang tanpa mengadakan kesepakatan dengan pihak petani atau pengepul. Akad yang terjadi demikian ini adalah rusak (fasid), karena salah satu rukun beserta syarat-syarat yang berkaitan dengannya belum terpenuhi yaitu harga barang tidak disebutkan dalam akad dan penentuannya dilakukan secara sepihak oleh pembeli. div

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: 1. Drs. Parto Djumeno 2. Drs. Khoiruddin Nasution, MA.
Uncontrolled Keywords: sistem pembayaran, jual beli bunga melati teh, ijab-qabul, rusak (fasid)
Subjects: Ekonomi Islam
Muamalat
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Muamalah (S1)
Depositing User: Miftakhul Yazid Fuadi [staff it]
Date Deposited: 28 Feb 2013 22:36
Last Modified: 20 May 2016 13:46
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/4672

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum