SABAR SEBAGAI TERAPI EMOSI MARAH (STUDI PEMIKIRAN IMAM AL GHAZALI)

Joko Ariyanto, NIM. 01220471 (2005) SABAR SEBAGAI TERAPI EMOSI MARAH (STUDI PEMIKIRAN IMAM AL GHAZALI). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (SABAR SEBAGAI TERAPI EMOSI MARAH (STUDI PEMIKIRAN IMAM AL GHAZALI))
01220471_BAB I_BAB IV_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (784kB) | Preview
[img] Text (SABAR SEBAGAI TERAPI EMOSI MARAH (STUDI PEMIKIRAN IMAM AL GHAZALI))
01220471_BAB II_BAB III.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Pada bab terakhir ini akan penulis sampaikan kesimpulan dari pembahasan di alas yaitu, Imam al-Ghazali menyatakan bahwa Marah mempakan sifat pembawaan sebagai makhluk Allah yang tidak membedakan siapa saja, baik itu hewan maupun manusia. Namun pengendalian marah adalah sifat keutamaan yang terdapat pada manusia, karena manusia diberikan aka! pikiran sehingga mampu membedakan baik dan buruknya suatu perbuatan menurut pandangan Allah swt. Imam al-Ghazali kemudian membagi marah pada tiga tingkatan, yaitu tcrfrith (marah yang lemah), dan I 'tidal (marah yang sedang), ffrath (marah berlebi-lebihan). Marah yang baik menumt al-Ghazali adalah 1 'tidal (sedang), yaitu marah yang normal, marah karena membela kebenaran, memerangi orang­orang kafir dan orang munafiq dalam rangka menjaga keutuhan agama, sehingga hal ini tidak memerlukan terapi, sedangkan if ath (marah yang berlebih-lebihan) dan tafrith (marah yang kurang) memiliki tetapi lemah mempakan marah yang dibenci oleh agama. Selanjutnya al-Ghazali memberikan penjabaran terhadap tema sabar kedalam sub-sub pokok bahasan, sebagai proteksi terhadap sifat-sifat tercela diantaranya adalah sabar terhadap marah yang kurang, maka terapinya dalam ha! ini adalah syaja 'ah (keberanian), yaitu marah yang dimaksudkan untuk memberikan teguran kepada seseorang yang tujuannya untuk perbaikan. Dalam ha! ini seorang mukmin diperintahkan untuk bersikap keras dan tegas terhadap orang-orang yang berbuat kerusakan, orang-orang kafir dan orang-orang munafik, dan dilarang hanya diam dan berpangku tangan saj a terhadap perbuatan-perbuatan munkar tersebut, karena kehilangan marah yang demikian itu adalah tercela. Kemudian sabar terhadap marah yang berlebih-lebihan, maka terapi sabar dalam ha! tersebut dinamakan dengan hilm (kemurahan hati), yaitu kedewasaan dan kemampuan seseorang untuk mampu menahan amarahnya dan santun terhadap orang lain, walaupun mungkin dalam hatinya ada perasaan ingin membalas dan di dalam dadanya dongkol dengan perbuatan buruk orang lain tersebut, Maka dari pemaparan diatas kita ketahui bahwa terapi sabar terhadap emosi marah ada dua macam yaitu sabar terhadap emosi marah yang berlebihan disebut dengan (hilm) kemurahan hati, dan terapi sabar terhadap emosi marah yang lemah dinamakan dengan (syaja'ah) yaitu keberanian.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Drs. Rasyid Ridla, MSi,
Uncontrolled Keywords: Sabar, Terapi Emosi Marah, Imam al Ghazali
Subjects: Bimbingan dan Konseling Islam
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Bimbingan dan Konseling Islam (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 09 Dec 2021 15:29
Last Modified: 09 Dec 2021 15:29
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47512

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum