Islam dan Gerakan Sosial Telaah Teoritik dan Aplikatif dalam Beberapa Studi Kasus

Ahmad Izudin, - (2021) Islam dan Gerakan Sosial Telaah Teoritik dan Aplikatif dalam Beberapa Studi Kasus. Suka Press, Yogyakarta. ISBN 978-623-7816-49-2

[img] Text (Islam dan Gerakan Sosial Telaah Teoritik dan Aplikatif dalam Beberapa Studi Kasus)
Islam dan Gerakan Sosial Telaah Teoritik dan Aplikatif dalam Beberapa Studi Kasus.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (592kB)
[img]
Preview
Text (Surat Pernyataan)
surat-surat-pernyataan1639320451.pdf - Published Version

Download (20kB) | Preview

Abstract

Buku ini menjelaskan sebab-musabab teori tentang bagaimana cara membahas gerakan sosial. Selain itu, ia menjelaskan Islam sebagai gerakan sosial dan bentuk-bentuk dari gerakan sosial. Di sini terdapat beberapa studi kasus, misalnya kisah penggusuran warga Parangkusumo. Kasus ini menyoal tentang masalah agraria, bagaimana cara rakyat mampu melawan, dan ditawarkan bagaimana cara penyelesaian konflik Parangkusumo. Kajian menarik selanjutnya adalah gerakan mahasiswa Islam pasca reformasi. Gerakan ini disebut sebagai collective behaviour atau gerakan kolektif. Studi kasus ini melihat bagaimana gerakan mahasiswa Islam bisa digambarkan sebagai fenomena yang memperdebatkan gerakan moral dan gerakan politik praktis. Studi gerakan sosial yang dikaitkan dengan fenomena Islam merupakan topik yang hangat diperbincangkan. Studi ini telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan sejak era 60-an. Hal ini sebagai respon atas kegagalan pembangunan di negara berkembang—terutama bekas negara jajahan atau dunia ke tiga (Baca: Arif Budiman)—yang cenderung eksploitatif dan dominatif. Secara teoritis, kegagalan pembangunan tersebut disebabkan oleh para penganjur paham ideologi kapitalisme yang tamak tanpa mempertimbangkan keberlanjutan di negara-negara bekas jajahan seperti Indonesia. Untuk itu, studi gerakan sosial secara inklusif dapat merujuk ke dalam dua teori besar, yaitu Marxisme dan Fungsionalisme. Marxisme merupakan ajaran yang menghendaki adanya perubahan sosial. Teori ini menginspirasi masyarakat untuk melakukan aksi revolusioner yang dapat memicu konflik sosial. Gerakan sosial petani Banten, gerakan sosial Pangeran Diponegoro, gerakan sosial Kalisalak, dan aksi sosial lain adalah beragam studi kasus yang terisnpirasi dari teori tersebut. Semua itu telah melibatkan komunitas Islam sebagai aktor gerakan sosial. Sementara itu, Fungsionalisme merupakan teori yang berkembang dalam tradisi studi Sosiologi. Teori ini juga merupakan respon atas dominasi struktural dalam dinamika kelompok sosial. Agensi struktur ini telah melanggengkan dominasi kelompok kelas atas untuk menghegemoni kelas bawah—dalam istilah Marxisme kerap disebut juga sebagai perdebatan antara Bourjuis dan Proletar. Dengan demikian, gejala dan fenomena gerakan sosial juga dapat ditracking dan masih terjadi hingga era kontemporer. Atas dasar pemikiran tersebut, buku ini mencoba untuk memberikan perspektif lain tentang gejala sosial dan bentuk-bentuk gerakan sosial. Pada bagian pertama, buku ini menyajikan dinamika aktivisme Islam dalam gerakan sosial. Bagian ini telah menghadirkan batasan dan definisi gerakan sosial. Beberapa kajian juga dihadirkan dalam fenomena gerakan sosial Islam yang bercermin kepada ragam studi kasus untuk menarik benang merah struktur paparan buku. Bagian kedua, buku ini menghadirkan wacana gerakan sosial dan nalar Islam progresif. Apa yang mendorong gerakan sosial dalam Islam? Apakah berpikir bebas dapat menjadi pijakan pembaharuan dalam berpikir? Bagaimana diskursus gerakan sosial hadir? Apakah dengan berpihak kepada Islam progresif dapat menemukan arah baru untuk memetakan arah gerakan sosial? Semua pertanyaan tersebut dibahas dalam bab kedua. Bagian ketiga merupakan studi kasus dari kisah penggusuran warga Parangkusumo Kabupaten Bantul. Kisah ini merupakan hasil penelitian tentang masalah agraria. Pendekatan yang digunakan untuk membaca studi tersebut adalah menghadirkan wacana sosialisme sebagai instrumen dalam menyelesaikan konflik sosial. Di sisi lain, perlawanan rakyat juga dihadirkan pada bagian ini. Ada ragam refleksi yang menjadi kunci untuk membaca arah perjuangan warga Parangkusumo dalam menyelesaikan sengketa tanah mereka. Bagian keempat menghadirkan satu isu tentang gerakan mahasiswa Islam pasca reformasi. Kajian ini merupakan diskursus gerakan sosial sebagai bentuk dari Colletive Behaviour (tindakan kolektif). Dalam kasus ini tersaji juga tentang pergeseran orientasi dan dinamika yang terjadi dalam studi gerakan sosial mahasiswa. Ada dua istilah yang dapat direfleksikan dalam kasus ini, yaitu gerakan moral dan gerakan politik praktis. Bagian kelima adalah refleksi kritis dari studi kasus gerakan sosial petani. Studi ini mencoba untuk mengurai gerakan petani di Kulonprogo. Teori yang digunakan dalam membaca kasus tersebut adalah Scottianisme. Apakah teori ini merupakan model gerakan sosial baru (New Social Movement)? Ataukah gerakan sosial petani justru masih terjebak dalam terma Old Social Movement (Gerakan Sosial Lama) yang cenderung tidak terbuka, bersifat terselubung, dan tidak memiliki arah ideologi dan tujuan yang jelas? Bagian keenam menguraikan arah masa depan gerakan sosial. Kajian ini mencoba untuk memberikan perspektif dalam ruang virtual. Arena gerakan sosial telah menjadi konsumsi publik yang dapat beradaptasi dengan perkembangan era teknologi dan informasi. Misalnya, gerakan sosial berbasis cyber media dan penggunaan platform online lain. Alhasil, di bagian ini menarik benang merah dari arah masa depan gerakan sosial berbasis digitalisasi.

Item Type: Book
Uncontrolled Keywords: Islam; Gerakan Sosial
Subjects: Islam
Sosial, Gerakan
Divisions: Buku
Depositing User: Dra. Khusnul Khotimah, SS, M.IP -
Date Deposited: 12 Dec 2021 21:57
Last Modified: 12 Dec 2021 22:01
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47662

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum