PARADIGMA FEMINISME DALAM PENDIDIKAN ISLAM : REFORMASI PARADIGMA PENDIDIKAN UNTUK PEREMPUAN

Khoirul Asiah, NIM. 00470520 (2005) PARADIGMA FEMINISME DALAM PENDIDIKAN ISLAM : REFORMASI PARADIGMA PENDIDIKAN UNTUK PEREMPUAN. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PARADIGMA FEMINISME DALAM PENDIDIKAN ISLAM : REFORMASI PARADIGMA PENDIDIKAN UNTUK PEREMPUAN)
00470520_BAB I_BAB V_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (26MB) | Preview
[img] Text (PARADIGMA FEMINISME DALAM PENDIDIKAN ISLAM : REFORMASI PARADIGMA PENDIDIKAN UNTUK PEREMPUAN)
00470520_BAB II_BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (46MB)

Abstract

Kaum perempuan seringkali kurang mendapatkan kesempatan yang cukup untuk berkiprah dalam kehidupan sosial bila dibandingkan dengan laki­laki. Hal ini terjadi karena masih lekatnya ketidakadilan gender dalam masyarakat yang menjelma dalam marginalisasi atau proses pemiskinan ekonomi, subordinasi atau anggapan yang bersifat menyepelekan kepada perempuan, bahkan kekerasan (violence) termasuk dalam bekerja atau justru beban kerja yang lebih panjang atau lebih banyak (double baurden). Problematika di atas memunculkan gerakan feminisme yang telah berkubang menjadi banyak aliran dan spirit dari feminisme adalah satu yaitu tidak adanya ketidakadilan, proses penindasan dan eksploitasi. Meskipun pada proses berikutnya terjadi perbedaan paham mengenai apa, mengapa, dan bagaimana penindasan dan eksploitasi itu terjadi, namun sesungguhnya ada kesamaan paham bahwa hakekat perjuangan perempuan adalah demi egality, dinity, dan liberty atau kebebasan untuk mengontrol kehidupan. Akan tetapi sampai saat ini hampir seluruh gerakan feminisme menemui jalan buntu, bahkan mengalami kontraproduktif dari semangat awal. Seperti apa yang terjadi pada kalangan feminisme Liberal yang temyata menjebak perempuan keruang eksploitasi yang lebih lanjut. Kalangan feminisme Marx.is yang mereduksi seorang perempuan hingga perempuan semata-mata dipandang sebagai bagian dari kekuatan produksi, dan feminisme feminisme Marx.is pun mengalami hal yang sama dengan kalangan feminisme Liberal. Dilain pihak pendidikan tidak terkecuali pendidikan Islam masih dianggap kurang memadai dalam menjawab problematika perempuan. Pendidikan sebagai bagian dari sistem masyarakat justru menjadi pelanggeng proses dehumanisasi tersebut. Untuk membenahi ketidakseimbangan relasi diatas, sebenamya ruang pendidikan mempunyai peran yang signifikan, karena dari sanalah konstruksi kesadaran masyarakat dibangun. Mengingat bahwa pendidikan adalah ilmu normative produktif, maka fungsi pendidikan adalah menumbuhkan kembangkan subjek didik ketingkat normatif produktif yang lebih baik, dengan jalan yang baik, serta dalam konteks yang positif Untuk sebuah visi diatas formulasi paradigma pendidikan yang tepat sangat dibutuhkan dalam proses membenahi sistem sosial yang timpang, termasuk ketimpangan dalam relasi gender. Formulasi ini selain harus didukung oleh ketajaman analitik, ia juga harus disandarkan pada realitas. Agar supaya nilai-nilai pendidikan tidak terjebak kedalam absurditas nilai dan moral. Dalam ontologi pendidikan Islam pembentukan insan kamil menjadi prioritas utama. Prioritas ini merupakan sebuah prioritas yang sangat tepat. Namun yang penting untuk diperhatikan adalah pemaknaan kita atas insan kamil serta proses membentuk peserta didik yang insan kamil. Makna insan kamil sebagai insan yang mempunyai kesadaran dan tanggung jawab sosial yang dibawah kesadarannya atas Tuhan, seringkali direduksi sedemikian rupa. Kesadaran ketuhanan tidak jarang divis-aviskan dengan kesadaran sosial yang pada akhimya hanya melahirkan sebuahphobia. Agar supaya umat mampu keluar dari kesadaran buta dalam beragama dan bermasyarakat, kesadaran ketuhanan harus disinergikan dengan kesadaran sosial. Keseimbangan sosial harus dijadikan standar tingkat kesadaran ketuhanan dalam masyarakat. Inilah paradigma monisme multifaset yang kami tawarkan untuk melahirkan generasi yang insan kamil melalui medan strategis pendidikan. Dalam konteks pendidikan untuk perempuan, kaum hawa sebagai makhluk yang dimata Tuhan mempunyai posisi sejajar dengan laki-laki, tentunya mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama dengan laki-laki untuk mengasah potensi dirinya. Perempun yang insan kamil adalah perempuan yang mempunyai tingkat keimanan yang tinggi dan tingkat kecerdasan dan tanggung jawab sosial yang tinggi.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing Drs. Ahmad Arifi, M.Ag s
Uncontrolled Keywords: Paradigma Feminisme, Pendidikan Islam, Reformasi Paradigma Pendidikan , Untuk Perempuan
Subjects: Kependidikan Islam
Divisions: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan > Kependidikan Islam (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 14 Dec 2021 15:47
Last Modified: 14 Dec 2021 15:47
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47748

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum