AKSI BELA ISLAM 212 DAN HARMONI SOSIAL KEAGAMAAN

Muhammad Zulkarnain Aziz, S.Th.I, NIM.: 1520510055 (2019) AKSI BELA ISLAM 212 DAN HARMONI SOSIAL KEAGAMAAN. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (AKSI BELA ISLAM 212 DAN HARMONI SOSIAL KEAGAMAAN)
1520510055_BAB I_ BAB_TERAKHIR_DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (AKSI BELA ISLAM 212 DAN HARMONI SOSIAL KEAGAMAAN)
1520510055_BAB II_S.D._SEBELUM BAB TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Aksi Bela Islam yang terjadi pada 2 Desember 2016 atau lebih dikenal sebagai Aksi 212 merupakan kulminasi dari gerakan turun ke jalan yang untuk menuntut proses hukum terhadap calon gubenur petahana DKI Jakarta, Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih dikenal sebagai Ahok. Gerakan masif berpusat di halaman Monumen Nasional (Monas) ini dihadiri oleh umat Muslim dari berbagai kalangan baik dari Jakarta maupun luar Jakarta yang dikomandoi oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI). Aksi bela Islam begitu fenomenal sehingga memenuhi headline berbagai media dan banyak diapresiasi sebagai salah satu bentuk aksi damai. Hal itu dikarenakan aksi tersebut ditunjukkan melalui aksi damai, disiplin, teratur tanpa ada tindakan anarkis dari peserta aksi. Penelitian ini menjelaskan bahwa terjadinya peristiwa Aksi Bela Islam 212 dianggap cocok untuk dikaji, melihat aksi ini adalah bentuk respon atau sikap terhadap ketidakpastian atau bahkan ketidakadilan hukum dengan damai. Untuk pengumpulan data dilakukan dengan cara pendokumentasian berbagai literatur terkait, seperti buku, jurnal, majalah, media online, dan berbagai jenis surat kabar lainnya. Penelitian ini sendiri menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research), sehingga fokus dari penelitian ini adalah studi tentang implikasi dari gerakan Aksi Bela Islam 212 yang terjadi pada tahun 2016. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan teks dan konteks dari bagian usaha melihat orientasi gerakan Aksi Bela Islam 212. Adapun teori yang pakai untuk menganalisis hasil penelitian ini adalah teori dramaturgi dari Erving Goffman, teori gerakan sosial baru paradigma ketegangan struktural dari Neil J. Smelser dan paradigma berorientasi identitas Alessandro Pizzorno, dan teori harmoni dalam Aksi Bela Islam 212 dari Leo Semaskho. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, Gerakan Aksi Bela Islam 212 merupakan representasi dari kekuatan muslim Indonesia dalam menyikapi kasus penistaan agama, gerakan ini berhasil mematahkan stigma buruk tentang demonstrasi yang melulu harus dengan tindakan anarkis, perusakan, kekerasan dan kriminal. Interaksi sosial baik di ruang publik (frontstage) maupun di ruang privat (backstage) tetap menjunjung tinggi aksi damai. Kedua, Aksi Bela Islam 212 adalah gerakkan yang dilandasi oleh identitas keagamaan membentuk solidaritas dalam menyikapi kasus penistaan terhadap agama. Peserta aksi yang datang dari berbagai latarbelakang identitas yang berbeda, suku, ras, bahasa, organisasi, dan budaya mampu bersatu melawan ketidakadilan hukum. Artinya terjadi dialektika antara gerakan dan identitas yang menyatu menjadi solidaritas pembelaan terhadap agama yang dinistakan membentuk gerakan sosial yang harmoni, bagi penulis hal ini tentu berimplikasi terhadap harmoni sosial keagamaan.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing : H. Ahmad Muttaqin S.Ag., M.Ag., M.A., Ph.D
Uncontrolled Keywords: analisis dramaturgi; gerakan sosial; pandangan tokoh; solidaritas
Subjects: Islam
Sosial, Gerakan
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S2)
Depositing User: Muchti Nurhidaya edt
Date Deposited: 07 Jan 2022 15:11
Last Modified: 07 Jan 2022 15:11
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48006

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum