PERAN AKAL DALAM MEMAHAMI PENGETAHUAN LADUNI (TELAAH ATAS AL-RISALAH AL-LADDUNIYYAH AL-GHAZALI)

Aizzatun Nisak, NIM.: 17205010016 (2019) PERAN AKAL DALAM MEMAHAMI PENGETAHUAN LADUNI (TELAAH ATAS AL-RISALAH AL-LADDUNIYYAH AL-GHAZALI). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PERAN AKAL DALAM MEMAHAMI PENGETAHUAN LADUNI (TELAAH ATAS AL-RISALAH AL-LADDUNIYYAH AL-GHAZALI))
17205010016_BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (PERAN AKAL DALAM MEMAHAMI PENGETAHUAN LADUNI (TELAAH ATAS AL-RISALAH AL-LADDUNIYYAH AL-GHAZALI))
17205010016_BAB-II, III, IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Dewasa ini tidak banyak yang mengetahui pengetahuan laduni secara mendalam. Mereka tahu hanya ilmu laduni yang didapatkan secara langsung dari Allah tanpa belajar dan hanya orang-orang tertentu yang memperolehnya. Hal ini mendapatkan perhatian dari al-Ghazali, ia menginginkan agar seluruh manusia megetahui bahwa ilmu laduni bisa diperoleh bukan hanya orang tertentu saja, orang awam pun juga bisa memperolehnya. Tujuan penelitian ini agar dapat diketahui latarbelakang pemikiran al- Ghazali tentang pengetahuan laduni, kemudian bertujuan untuk melihat proses pengetahuan dalam al-Risalah al-Ladduniyah, untuk mengetahui peran akal dalam memahami ilmu laduni, untuk mengetahui ilmu laduni perspektif epistemologi, dan untuk mengetahui validitas pengetahuan ilmu laduni dalam al-Risalah al- Ladduniyah.Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepustakaan (library research) dengan menggunakan sumber primer dan sumber skunder. Adapun metode untuk menganilisis data menggunakan metode induksi dan deduksi untuk melihat penalaran umum dan khusus, kemudian menggunakan metode Henri Bergson untuk memahami pemikiran al-Ghazali tentang pengetahuan laduni. Adapun penelitian ini menggunakan pendekatan filosofis untuk melihat konstruksi pemikiran al-Ghazali tentang pengetahuan laduni.Hasil yang ditemukan di dalam tulisan ini adalah: pertama, Ada dua jalan untuk mengetahui objek yang diketahui secara benar. Pertama, melalui pengamatan yang dilakukan oleh subjek terhadap objek.Kedua, melalui proses informasi yang diperoleh dari Dzat Yang Maha Tahu (Allah) baik secara langsung maupun melalui perantara utusan dan hamba Allah. Al-Ghazali membagi pengetahuan datang dari Tuhan melalui ilham dan wahyu. Ilmu yang diraih dari wahyu disebut ilmu kenabian dan ilmu yang diperoleh dari ilham disebut ilmu laduni. Imam al-Ghazali menyatakan bahwa ilmu laduni (gaib) yang dijadikan pegangan sebagian sufi pilihan dan diikuti para ahli tarekat.Untuk mencapai ilmu laduni diperoleh melalui tiga tahapan: pertama, memperoleh segala ilmu dan mengambil sebagian besar darinya. Kedua,riyadhah yang sungguh-sungguh dan muraqabah dengan benar. Ketiga, merenung.Kedua, al- Ghazali mengistilahkan intuisi (dzauq) dengan sebutan wujdan (rasa batin). Sebagai sarana memperoleh pengetahuan, akal memperoleh pengetahuan yang dicirikan oleh kesadaran akan sebab dan musabab (akibat) suatu keputusan yang tidak terbatas pada kepekaan indra tertentu dan tidak hanya tertuju pada objek tertentu pula. Untuk mengetahui hubungan akal dan intuisi yang pada hakekatnya selalu dalam kondisi interaktif, terlebih dahulu melihat jenis-jenis pengetahuan yang dapat ditangkap manusia.Pandangan al-Ghazali tentang hubungan akal dan intuisi/laduni (kasyf) dilihat dari segi penerapannya. Di satu sisi intuisi/laduni (kasyf) dipandang lebih tinggi kemampuannya dari akal, karena bisa menjangkau dan memberikan pengetahuan yang supra-akali/rasional, akan tetapi di sisi lain intuisi mempunyai ruang lingkup yang tebatas karena pengetahuan yang dihasilkan harus tetap berada dalam bingkai rasionalitas/akali, sehingga ia tidak bisa mengklaim pengetahuan yang dimustakhilkan akal. Dengan demikian pengetahuan intuitif/kasyf dalam pandangan al-Ghazali harus tetap mengandung dimensi rasionalitas. Untuk megetahui mekanisme atau proses kerja akal dan intuisi dalam menangkap pengetahuan berikut segi penalarannya bisa mengetahui dari informasi hasil-hasil kajian para psikolog modern tentang “pemikiran kreatif” yang mereka namakan juga dengan ilham dan iluminasi. Menurut kajian para psikolog, jenis ilham dalam pemikiran kreatif sesungguhnya timbul dari akal seseorang ketika ia melakukan aktifitas secara intens. Maksudnya, ketika seseorang sedang berpikir dan mengabstraksikan suatu permasalahan dalam waktu yang cukup lama dan belum menemukan jalan pemecahannya, maka lazimnya seseorang akan mengendapkan permasalahan tersebut beberapa waktu. Kata Kunci: Pengetahuan Laduni, Peran Akal,

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing : Dr. H. Fahruddin Faiz, M.Ag
Uncontrolled Keywords: epistemologi islam; aktivitas intelektual; akal
Subjects: Agama Dan Filsafat
Islam dan Pemikiran
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S2) > Filsafat Islam
Depositing User: Muchti Nurhidaya edt
Date Deposited: 14 Jan 2022 12:54
Last Modified: 14 Jan 2022 12:54
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48037

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum