RELASI TAFSIR TENTANG ISTIDRĀJ DAN KEKUASAAN (Studi atas Kitab Laţāif al-Isyārāt)

Muthia Uzlifa, NIM .15530049 (2021) RELASI TAFSIR TENTANG ISTIDRĀJ DAN KEKUASAAN (Studi atas Kitab Laţāif al-Isyārāt). Other thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (RELASI TAFSIR TENTANG ISTIDRĀJ DAN KEKUASAAN (Studi atas Kitab Laţāif al-Isyārāt))
15530049_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (RELASI TAFSIR TENTANG ISTIDRĀJ DAN KEKUASAAN (Studi atas Kitab Laţāif al-Isyārāt))
15530049_MUTHIA_UZLIFA_FULLTEXT.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Kekuasaan merupakan suatu hal yang dibutuhkan dalam tatanan suatu masyarakat. Hal ini dibutuhkan untuk menjaga aturan dan tujuan dari masyarakat tersebut. Tetapi tidak jarang banyak adanya penyimpangan oleh orang yang memiliki kekuasaan. Apalagi ketika penyimpangan yang dilakukan malah mendapatkan keuntungan kepada para pemegang kekuasaan, mereka makin bertambah untuk melakukan penyimpangan kembali. Peristiwa ini disebut istidrāj. Istilah istidrāj tidak familiar di kalangan masyarakat. Padahal istidrāj sangat dekat dengan masyarakat. Dengan ini diperlukan hati yang bersih untuk bisa mewaspadai istidrāj. Oleh karena itu penulis mencoba membahasnya dari arah tasawuf. Al-Qusyairi sendiri merupakan ulama tafsir sufi yang menafsirkan al-Qur’an secara lengkap 30 juz. Kitab tafsir karangan al-Qusyairi tersebut adalah kitab Laţāif al-Isyārāt. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Penelitian ini menggunakan deskriptis-analisi, yakni dengan mendiskripsikan dan menganalisis penafsiran al-Qusyairi terhadap ayat-ayat terkait istidrāj dan latar belakang kehidupan sosial politik al-Qusyairi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pertama, istidrāj adalah keadaan seseorang yang mendapatkan suatu nikmat di mata manusia setelah melakukan maksiat atau penyimpangan. Sesungguhnya hal tersebut merupakan cara Allah menyesatkan manusia menuju kesesatan semakin dalam. Kedua, kekuasaan dapat menimbulkan dua pengaruh yaitu biang konflik atau alat penindas dan sebagai pelindung atau penegak keadilan, tergantung cara pemegang kekuasaan mengelola kekuasaannya. Ketiga, berdasarkan penafsiran al-Qusyairi, al-Qusyairi tidak melarang seseorang memegang kekuasaan. Selain itu istidrāj dan kekuasaan saling terkait apabila sang pemegang kekuasaan menjadikan kekuasaan sebagai alat menguntungkan diri sendiri tetapi makin hari mendapatkan keuntungan makin banyak.

Item Type: Thesis (Other)
Additional Information: Pembimbing : Drs. Mohamad Yusup, MSI
Uncontrolled Keywords: kekuasaan, istidrāj, al-Qusyairi.
Subjects: al Qur'an
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 17 Jan 2022 11:43
Last Modified: 17 Jan 2022 11:43
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48544

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum