KONSEP KEBAHAGIAAN MENURUT ARISTOTELES DAN AL-GHAZALI

Bahrudin Sukma, NIM .16510043 (2021) KONSEP KEBAHAGIAAN MENURUT ARISTOTELES DAN AL-GHAZALI. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KONSEP KEBAHAGIAAN MENURUT ARISTOTELES DAN AL-GHAZALI)
16510043_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (KONSEP KEBAHAGIAAN MENURUT ARISTOTELES DAN AL-GHAZALI)
16510043_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (8MB)

Abstract

Derasnya arus globalisasi sekarang ini tentu dapat merubah sikap atau perilaku manusia, ini dapat terjadi adanya pergeseran kebiasaan dari “tradisional” ke “teknologi”. Sehingga berimplikasi pada cara berfikir manusia tentang kebahagiaan, kebanyakan manusia menganggap kebahagiaan tertinggi ialah mempunyai banyaknya harta, kekuasaan tinggi dan lain sebagainya. Disitulah manusia lupa kebahagiaan merupakan sesuatu yang bersifat relatif. Dalam merespon itu, di antara para filsuf dari era-Yunani Klasik hingga era-Islam seperti; Aristoteles dan Imam Al-Ghazali berusaha merumuskan konsepsi agar manusia bisa hidup dengan benar dan hakiki. Sehingga rumusan masalah yang diambil dari penelitian ini adalah pertama, bagaimana konsep kebahagiaan Aristoteles dan al-Ghazali. Kedua, bagaimana kelemahan-kekurangan dan persamaan-perbedaan konsep kebahagiaan Aristoteles dan al-Ghazali. Kemudian metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berpikir deduktif. Ini dilakukan karena penelitian ini library reseach. Pendekatan yang digunakan filosofis. Hasil penelitian dan analisis mendalam mengenai kebahagiaan, peneliti menyimpulkan sebagai berikut; 1) Konsep kebahagiaan menurut Aristoteles, bukanlah kebahagiaan bersifat egois terfokus pada yang dapat membantu dalam pencapaian kebahagiaan untuk dirinya sendiri, karena kebahagiaan terletak pada aktivitas berkeutamaan. Aktivitas berkeutamaan didahului fungsi kodrati manusia (rasio) secara tepat. Sedangkan konsep kebahagiaan al-Ghazali, kebahagiaan yang dapat dirasakan anggota badan dan hati atau jiwa. 2) Adapun kelebihan-kekurangan konsep kebahagiaan Aristoteles dan al-Ghazali, a) Kelebihan Aristoteles; (1) Meyakini pada sesuatu yang tidak terlihat (Tuhan). (2) manusia sebagai pusat mencapai kebahagiaan. (3) Menjadikan manusia seutuhnya, b) Kekurangan; dunia sebagai orientasi kebahagiaan. Kemudian kelebihan al-Ghazali; pertama, membagi kebahagiaan jasmani dan rohani. Kedua, Orientasi dunia dan akhirat. Ketiga, Menjadikan insan kamil. Kekurangan; kurangnya memposisikan akal dalam kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan persamaan-perbedaan konsep kebahagiaan Aristoteles dan al-Ghazali; persamaan di mana kedua tokoh meyakini sumber kebahagiaan berasal dari sesuatu yang tidak tampak (Tuhan), kemudian perbedaan terletak pada jalan mencapai kebahagiaan dan tujuan kebahagiaan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Dr. Muhammad Taufik, S.Ag., M,A
Uncontrolled Keywords: Konsep Kebahagiaan, Filsafat, Aristoteles, dan Al-Ghazali
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 17 Jan 2022 13:10
Last Modified: 17 Jan 2022 13:10
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48556

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum