KEBIJAKAN KHILAFAH TERHADAP NON-MUSLIM DALAM NEGERI MENURUT TAQIYUDDIN AN-NABHANI

Dicky Adhi Putra, NIM. 16520025 (2021) KEBIJAKAN KHILAFAH TERHADAP NON-MUSLIM DALAM NEGERI MENURUT TAQIYUDDIN AN-NABHANI. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (KEBIJAKAN KHILAFAH TERHADAP NON-MUSLIM DALAM NEGERI MENURUT TAQIYUDDIN AN-NABHANI) 16520025_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (KEBIJAKAN KHILAFAH TERHADAP NON-MUSLIM DALAM NEGERI MENURUT TAQIYUDDIN AN-NABHANI) 16520025_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (4MB)

Abstract

antara memeluk Islam secara keseluruhan ini adalah menerapkan semua hukum yang diajarkan dalam nash al-Qur’an dan as-Sunnah. Taqiyuddin an-Nabhani berpendapat bahwasannya penerapan Islam yang kompleks itu secara menyeluruh tidak bisa bila tidak ada suatu negara tunggal yang menaunginya, bukan dalam bentuk nation states (negara bangsa) dengan segala pemahaman yang diembannya, seperti sekularisme, demokrasi, kapitalisme, komunisme, dan lainnya. Dan yang termasuk isu yang paling dipertanyakan mengenai konsep Khilafah Islamiyah (suatu negara tunggal yang menaungi syari’at Islam) yaitu berkenaan dengan eksistensi non-muslim ketika menjadi bagian dari negara Khilafah itu. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perlakuan pemerintah negara Islam, yaitu Khilafah, yang dimaksud Taqiyuddin an-Nabhani terhadap non-muslim yang menjadi warga negaranya melalui kebijakan-kebijakannya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pendekatan sosial-keagamaan (social-religious approachment). Pertama-tama, bagaimana latar belakang kehidupan an-Nabhani dari kelahirannya sampai kepada latar belakang dirinya menyimpulkan mengenai keharusan adanya negara tunggal yang menjaga penerapan Islam secara menyeluruh dalam kehidupan, yaitu Daulah Islam yang bernama Khilafah. Kemudian atas dasar ini, an-Nabhani mendirikan Hizbut Tahrir yang kemudian tersebar ke belahan-belahan dunia. Teori yang digunakan dalam penelitian ini sebagai pisau analisis yaitu menggunakan teori Konstruksi Sosial yang dipopulerkan Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Dalam teori ini menjelaskan bahwasannya suatu masyarakat merupakan konstruksi individu. Kemudian secara simultan, individu pun juga dikonstruksi masyarakat. Proses kejadian ini diperinci ke dalam tiga sub-kejadian, yaitu Eksternalisasi, Obyektivasi, dan Internalisasi. Hasil dari penelitian ini adalah berdasarkan hasil-hasil tulisan an-Nabhani didukung dengan tulisan-tulisan cendekiawan muslim lainnya, negara Islam menggelari warga non-muslimnya sebagai “ahludz-dzimmah” yang bisa dimaknai sebagai orang-orang yang memiliki perlindungan dari negara Islam, tempat mereka bernaung. Negara Islam diwajibkan – berdasarkan syariat Islam – untuk menjamin hak-hak warga-warga kafir dzimmi ini seperti keyakinan, sandang, pangan, papan, keamanan, pendidikan, kesehatan, dan lannya, selama mereka melaksanakan kewajiban mereka kepada negara, seperti menjaga perjanjian dengan negara, tunduk kepada hukum Islam yang diterapkan negara, membayar jizyah, dan lainnya. Mereka tidak dizalimi dalam hal keyakinan. Analisis menggunakan teori Konstruksi Sosial dilakukan dengan sasaran penelitian berupa bagaimana konsep an-Nabhani secara khusus mengenai ahlu dzimmah. Ini ditinjau dari isi buku-bukunya yang menjelaskan tentang ahluu dzimmah. Dari aspek eksternalisasinya, diketahui bahwa an-Nabhani menuangkan pengetahuannya mengenai ahlu dzimmah dalam buku-bukunya. Dari aspek obyektivasi, yaitu bagaimana konsep an-Nabhani ini menjadi pemahaman umum pada murid-muridnya. Dan dari aspek internalisai, yaitu bagaimana an-Nabhani menerapkan konsepnya ini dalam aktivitas dakwahnya.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item