Rofi’ Irhas Putratama, NIM.17105030038 (2021) KAJIAN MAKNA IH̟SÂN PADA Q.S. AL-ISRA’ (17) : 23 – 24 MENGGUNAKAN PENDEKATAN MA’NÂ CUM MAGHZÂ. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
|
Text (KAJIAN MAKNA IH̟SÂN PADA Q.S. AL-ISRA’ (17) : 23 – 24 MENGGUNAKAN PENDEKATAN MA’NÂ CUM MAGHZÂ)
17105030038_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview |
|
![]() |
Text (KAJIAN MAKNA IH̟SÂN PADA Q.S. AL-ISRA’ (17) : 23 – 24 MENGGUNAKAN PENDEKATAN MA’NÂ CUM MAGHZÂ)
17105030038_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (4MB) |
Abstract
Para mufassir dari zaman sahabat, tabi’in dan sampai kepada ulama tafsir kontemporer mencoba menggali mengenai ayat-ayat yang berkaitan dengan adab berbakti kepada orangtua. Penulis berusaha mengungkap mengenai beberapa pola bakti anak kepada orangtua dan menggali apa maksud dari inti perintah bakti bersebut dengan menggunaka teori atau metode ma’nā-cum-maghzā. Penulis berfokus kepada makna Ih̟sân dengan konteks bakti anak kepada orangtua pada Q.S Al-Isra’ ayat 23 dan 24. Kemudian penulis juga akan mecari tahu mengenai pola bakti seorang anak yang relevan dengan masa kekinian. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kepustakaan dan tergolong sebagai penelitian kualitatif. Sumber primer bagi penelitian ini berupa Al-Qur’an dan hadis, serta kitab-kitab tafsir yang memuat tafsiran Q.S Al-Isra’ ayat 23 dan 24. Kemudian terdapat beberapa sumber sekunder berupa buku dan literatur ilmiah yang mendukung mengenai pembahasan konsep bakti anak kepada orangtua dan pola asuh orang tua terhadap anak. Penelitian ini bersifat deskritif-analitik dengan mendeskripsikan beberapa yang berkaitan dengan konsep birr al-walidain melalui beberapa literatur lalu menganalisisnya dengan mengambil makna inti dari perintah tersebut. Dari penelitian ini, penulis mendapatkan beberapa poin yang tersusun dalam kerangka metode ma’nā-cum-maghzā sebagai berikut : Secara historis makna Ih̟sân menurut para mufassir dan ditinjau dari beberapa kata yang sepada pada Al-Qur’an, dapat diartikan memperindah, membuat bagus atau indah. Secara inti historis dapat disimpulkan bahwa konsep Ih̟sân pada Q.S Al-Isra’ ayat 23 dan 24 memang ditujukan kepada para anak dalam berbakti kepada kedua orangtuanya beserta caranya. Kemudian secara konsep pengembangan pada masa sekarang, bahwa bakti anak kepada orangtua berupa Ih̟sân tidak akan dapat terwujud tanpa adanya penanaman karakter kepada anak dan pola asuh ornagtua yang baik dan benar terhadap anaknya.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information / Supervisor: | Dr. Phil. Sahiron, M.A.,pendekatan ma’nâ cum maghzâ |
Uncontrolled Keywords: | makna ih̟sân pada Q.S. al-Isra’ (17) : 23 – 24, |
Subjects: | Tafsir Al-Qur'an |
Divisions: | Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1) |
Depositing User: | Drs. Bambang Heru Nurwoto |
Date Deposited: | 20 Jan 2022 11:01 |
Last Modified: | 20 Jan 2022 11:01 |
URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48731 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
![]() |
View Item |