STIGMA SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN PONDOK PESANTREN WARIA AL-FATAH YOGYAKARTA ( Studi Kasus Masyarakat Jagalan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta )

Muflikhul Farid, NIM.17105040021 (2021) STIGMA SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN PONDOK PESANTREN WARIA AL-FATAH YOGYAKARTA ( Studi Kasus Masyarakat Jagalan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta ). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (STIGMA SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN PONDOK PESANTREN WARIA AL-FATAH YOGYAKARTA ( Studi Kasus Masyarakat Jagalan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta ) SKRIPSI)
17105040021_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (STIGMA SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN PONDOK PESANTREN WARIA AL-FATAH YOGYAKARTA ( Studi Kasus Masyarakat Jagalan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta ) SKRIPSI)
17105040021_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Jauh sebelum peradaban Indonesia ini ada, bumi Nusantara sudah mengenal dan mempraktekkan ritual dalam beragam budaya yang mengkaui keberadaan minoritas gender. Seiring dengan pertumbuhan usia dunia yang semakin tua, keberagaman gender melahirkan berbagai macam tafsir dan sudut pandang yang berbeda, dan menjadikan perbincangan suatu hal baru dengan terdapatnya stigma sosial. Kehadiran waria menjadi suatu fenomena sosial di masyarakat, yang dianggap bahwa waria adalah orang-orang yang tidak normal dan sebagai penyakit yang muncul di tengah-tengah masyarakat. Pondok Pesantren Waria Al-Fatah diadakan khusus untuk kelompok waria sebagai ruang sosialnya, untuk membantu menghadapi konstruksi keagamaan dan gender yang tidak menunjang keberadaan mereka untuk hadir di ruang sosial dan ruang keagamaan. Stigma yang muncul di kalangan masyarakat terhadap keberadaan Pondok Pesantren Waria ada beberapa bentuk stigma, yaitu stigma negatif dan stigma positif. Stigma negatif memandang bahwa Pondok Pesantren Waria tidak sebagaimana pondok pesantren pada umumnya, selain itu juga anggapan bahwa kegiatan di lingkungan Pondok Pesantren Waria tersebut mengganggu tetangga sekitar, dan kegiatanya juga tidak sesuai dengan norma masyarakat dan agama. Disisi lain juga ada beberapa faktor yang kemudian menjadikan stigma itu lahir di kalangan masyarakat, seperti diantaranya ada rasa takut tentang keberadaan Pondok Pesantren Waria tersebut, karena waria adalah orang-orang yang orientasi seksnya berbeda dengan jenis kelaminya, sehingga masyarakat mempunyai rasa takut dari pengaruh mereka, karena lingkungan sangat kuat dalam memberikan pengaruh. Selain rasa takut ada juga rasa kegelisahan karena pernah terjadi santri ponpes waria di malam hari berteriak-teriak dengan gaya seperti orang yang habis minum-minuman keras dan hal tersebut menjadi hal yang tidak disukai oleh masyarakat sekitar. Tidak menarik dan asosiasi juga menjadi faktor lahirnya stigma, sebab waria berbeda dengan masyarakat pada umumnya, dan Pondok Pesantren Waria tidak sesuai dengan Pondok Pesantren pada umumnya, sehingga berinterkasi saja enggan untuk dilakukan oleh keduanya. Beberapa faktor tersebut menjadi sebab lahirnya stigma di kalangan masyarakat. Pada penelitian ini membahas mengenai stigma masyarakat Jagalan terhadap Pondok Pesantren Waria Al-Fatah. Stigma merupakan anggapan buruk individu kepada individu maupun kelompok lain yang bersifat diskredit. Layaknya dalam pementasan sebuah drama, stigma terbentuk karena adanya karakterisasi dari audiens kepada pemeran drama tersebut, yang dalam konteks ini pemeran adalah pondok pesantren waria dan masyarakat Desa Jagalan sebagai audiens. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian lapangan dengan cara wawancara dan observasi kepada informan yang sudah di pilih. Jumlah informan yang diwawancarai ada 12 orang, yang masing-masing dari masyarakat Desa Jagalan ada 3 orang, pemerintah desa 1 orang, kepala dukuh 1 orang, ketua RT 1 orang dan RW 1 orang, tokoh agama 1 orang, ketua Pondok viii Pesantren Waria 1 orang, ustaz Pondok Pesantren Waria 1 orang, dan ada 2 orang pendukung. Data dari hasil penelitian yang dilakukan ditemukan bentuk stigma sosial masyarakat Jagalan kepada Pondok Pesantren Waria Al-Fatah. Terlihat ada beberapa sebab terbentuknya stigma yaitu, takut, tidak menarik, kegelisahan, dan asosiasi. Selain itu stigma juga menjadikan Pondok Pesantren Waria memiliki dua identitas sekaligus, yaitu sebagai Pondok Pesantren para waria, dan sebagai kelompok yang terstigma. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa stigma timbul karena perbedaan identitas, yaitu identitas Pondok Pesantren Waria dengan identitas pondok pesantren pada umumnya. Pondok pesantren yang dikenal sebagai ruang pendidikan keagamaan santri putra dan santri putri, menjadi barometer sudut pandang masyarakat. Unsur lain yang menjadi akibat stigma adalah beberapa kegiatan Pondok Pesantren Waria yang dinggap bertentangan dengan nilai dan norma masyarakat

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Dr. Rr. Siti Kurnia Widiastuti, S.Ag., M.Pd., M.A.,
Uncontrolled Keywords: Stigma, Waria Pondok Pesantren Waria, Identitas Sosial.
Subjects: Sosiologi Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Sosiologi Agama (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 20 Jan 2022 11:06
Last Modified: 20 Jan 2022 11:06
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48733

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum