STRATEGI PERIKLANAN DI INSTAGRAM DAN PENGARUHNYA TERHADAP GAYA HIDUP SANTRI (Studi Kasus Santri Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya)

Windi Nur Istiqomah, NIM. 18105040014 (2021) STRATEGI PERIKLANAN DI INSTAGRAM DAN PENGARUHNYA TERHADAP GAYA HIDUP SANTRI (Studi Kasus Santri Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (STRATEGI PERIKLANAN DI INSTAGRAM DAN PENGARUHNYA TERHADAP GAYA HIDUP SANTRI (Studi Kasus Santri Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya)) 18105040014_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (6MB) | Preview
	Text (STRATEGI PERIKLANAN DI INSTAGRAM DAN PENGARUHNYA TERHADAP GAYA HIDUP SANTRI (Studi Kasus Santri Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya)) 18105040014_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (4MB)

Abstract

Perilaku konsumtif merupakan perilaku yang cenderung berlebihan dalam membeli sesuatu. Orang yang berperilaku konsumtif biasanya membeli sesuatu bukan berdasarkan kebutuhan, melainkan berdasarkan keinginan. Dengan teknologi yang semakin canggih, dengan kemudahan yang disajikan membuat perilaku konsumtif semakin menjamur, apalagi bagi kalangan remaja. Di samping itu, kuatnya pengaruh konsumerisme ini membuat santri yang pada awalnya selalu diajari untuk hidup sederhana kini telah berperilaku konsumtif. Hal ini disebabkan karena santri mulai tertarik bahkan kecanduan untuk bermain Instagram yang merupakan salah satu media periklanan favorit baik bagi kalangan pebisnis maupun bagi pelanggannya. Instagram menjadi aplikasi favorit karena adanya fitur pendukung dan beberapa informasi postingan yang terdapat dalam Instagram. Keadaan tersebut membuat santri sulit untuk menerapkan hidup sederhana atau zuhud padahal Islam tidak menganjurkan untuk berperilaku konsumtif karena akan mengarah ke perilaku riya, takabur dan sulit bersyukur. Untuk menganalisis perubahan gaya hidup santri tersebut dilakukan penelitian dengan menggunakan teori simulakra dan hiperealitas milik Jean Baudrillad. Dalam teori ini dijelaskan bahwa masyarakat modern lebih percaya terhadap sesuatu yang ada dalam tayangan atau yang disebut dengan simulakra dibandingkan dengan realitas itu sendiri. Salah satu ciri dari tayangan simulakra adalah adanya hiperealitas atau sebuah tayangan yang dilebih-lebihkan sehingga terlihat lebih menarik. Dalam penelitian ini juga digunakan metode penelitan kualitatif dengan data yang diperoleh dari hasil wawancara secara langsung kepada beberapa santri yang menggunakan Instagram, kepada ustadz atau tenaga pengajar, pembina asrama serta kepada seorang endorsmen yang sering melakukan periklanan dalam Instagram. Di samping itu, dilakukan observasi dan beberapa dokumentasi untuk mendapatkan hasil yang akurat. Setelah data lapangan terkumpul dilakukan analisis data untuk ditampilkan dan diambil kesimpulan. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan data bahwa iklan dalam Instagram memiliki strategi yang baik sehingga dapat dengan mudah masuk dan diterima oleh santri. Instagram juga memiliki fitur penunjang yang menjadi favorit santri saat menggunakan aplikasi tersebut. Tayangan iklan yang dilakukan oleh seorang selebritis atau seorang endorsmen menjadi lebih menarik karena didukung oleh visual yang baik dan juga diselipkan backsound yang dapat mempengaruhi seseorang dari segi psikologis. Di samping itu, adanya tren fashion yang mudah berubah di kalangan remaja serta adanya looking glass-self juga menjadikan santri sulit menerapkan kehidupan sederhana dan cenderung tertarik untuk melakukan pembelian secara online, sehingga dengan hal tersebut membuat perilaku konsumtif sulit dibendung.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item