Revitalisasi Nilai-nilai Pancasila untuk Mereduksi Konflik Sosial Studi Kasus dI Sampang, Madura

Ermi Suhasti S., - (2013) Revitalisasi Nilai-nilai Pancasila untuk Mereduksi Konflik Sosial Studi Kasus dI Sampang, Madura. Project Report. Dipresentasikan pada Konggres Pancasila ke-V di Balairung UGM Yogyakarta, Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (Revitalisasi Nilai-nilai Pancasila untuk Mereduksi Konflik Sosial Studi Kasus dI Sampang, Madura)
Revitalisasi Nilai-nilai Pancasila untuk Mereduksi Konflik Sosial dI Sampang, Madura.pdf - Published Version

Download (421kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Surat Pernyataan)
surat-surat-pernyataan1642738921.pdf - Published Version

Download (18kB) | Preview

Abstract

Salah satu kebanggaan bangsa Indonesia bahwa bangsa ini hidup di negara yang memiliki keberagaman budaya dan agama. Negara senantiasa mengapresiasi keberagaman budaya dan agama (pluralisme). Meskipun untuk mewujudkan sikap toleransi, dialog lintas budaya dan agama, selalu mendapat berbagai tantangan, negara selalu mempunyai niat dan iktikad baik. Keinginan negara yang senantiasa mengedepankan toleransi, multikultural, sering bertolak belakang dengan kondisi faktual terkini, karena masih banyaknya bukti-bukti intoleransi dalam kehidupan. Intoleransi ini menimbulkan pertentangan/konflik, seperti konflik di Sampang, Madura. Kekerasan yang dialami komunitas Syiah di Sampang, Madura, telah terjadi sejak tahun 1980. Rentetan kekerasan ini terus berlangsung hingga terjadi ledakan kekerasan dan penyerangan pada Agustus 2012 lalu yang memakan korban jiwa dan harta benda. Konflik ini muncul karena rendahnya implementasi nilai-nilai keagamaan yang berwawasan multikultur di Sampang, Madura. Pemicu munculnya aksi kekerasan berawal dari konflik individu, namun meletus menjadi konflik kolektif. Puncak aksi kekerasan massal terjadi ketika masjid dan rumah komunitas Syi’ah dibakar oleh komunitas anti Syi’ah. Saat ini 400 warga Syiah yang mengungsi di GOR Sampang sejak Agustus 2012 menolak relokasi dan ingin kembali ke kampung halaman. Sementara mayoritas warga dari dua Desa bekas konflik (anti Syiah) menuntut tetap menolak pengungsi Syiah kembali ke Desanya. Bila tetap memaksa kembali ke kampungnya, pengikut aliran Tajul Muluk tersebut (Syi’ah) harus kembali ke Ahli Sunnah Wal Jamaah. Tulisan ini membahas bagaimana merevitalisasi nilai-nilai Pancasila untuk mereduksi konflik masyarakat, terutama yang terjadi di Sampang, Madura.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: Revitalisasi, nilai-nilai, reduksi, konflik masyarakat.
Subjects: Pancasila
Divisions: Penelitian
Depositing User: Dra. Khusnul Khotimah, SS, M.IP -
Date Deposited: 21 Jan 2022 11:41
Last Modified: 21 Jan 2022 11:41
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48797

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum