TRADISI PEMASANGAN KIJING MENURUT TOKOH MUHAMMADIYAH DAN TOKOH NAHDLATUL ULAMA DI DUKUH TUNGGULARUM KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN

Muhammad Chusni Fahmi, Nim.: 14360033 (2021) TRADISI PEMASANGAN KIJING MENURUT TOKOH MUHAMMADIYAH DAN TOKOH NAHDLATUL ULAMA DI DUKUH TUNGGULARUM KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (TRADISI PEMASANGAN KIJING MENURUT TOKOH MUHAMMADIYAH DAN TOKOH NAHDLATUL ULAMA DI DUKUH TUNGGULARUM KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN)
14360033_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (TRADISI PEMASANGAN KIJING MENURUT TOKOH MUHAMMADIYAH DAN TOKOH NAHDLATUL ULAMA DI DUKUH TUNGGULARUM KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN)
14360033_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Dukuh Tunggularum adalah salah satu dukuh yang terletak di Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dukuh Tunggularum ini masih kaya akan budaya dan tradisi, salah satu tradisi yang masih ada dan hingga saat ini masih dilaksanakan adalah Tradisi Pemasangan Kijing (Ngijing) di pemakaman. Ngijing merupakan kata kerja yang berasal dari satu kata benda yaitu kijing yang artinya adalah nisan, dengan demikian pemasangan kijing atau Ngijing adalah suatu prosesi meletakan batu nisan di atas makam seseorang. Tradisi ini merupakan implementasi kepercayaan masyarakat akan adanya hubungan yang baik antara manusia dengan yang gaib, biasanya tradisi ini dilaksanakan di pemakaman setelah seribu (1000) hari kematian seseorang. Sehari sebelum sebelum meletakan kijing pihak keluarga mengadakan slametan kenduri, kemudian pada malam harinya pihak keluarga mengadakan tahlilan dengan mengundang tetangga dan warga sekitar. Proses pelaksanaan tradisi Ngijing dimulai dengan membongkar makam untuk diambil pasaknya (kayu penutup jenazah) bahkan sebagian ada yang sampai tulang jenazah dicuci atau dibersihkan terlebih dahulu kemudian tulang belulang didoakan layaknya mendoakan jenazah yang baru dikebumikan, kemudian ditimbun kembali dengan tanah dan dipasangi batu nisan. Semua prosesi tradisi Ngijing melibatkan kerabat terdekat dan warga sekitar. Ngijing tergolong pada ranah muamalah yang kerap kali menimbulkan pertanyaan, apakah kegiatan tersebut sesuai dengan ajaran Islam. Pembahasan tentang Tradisi Pemasangan Kijing (Ngijing) ini difokuskan dengan studi kasus di Dukuh Tunggularum dengan menjadikan pendapat Tokoh Muhammadiyah dan Tokoh Nahdlatul Ulama sebagai perbandingan dalam objek kajian. Jenis Penelitian yang diambil oleh penyusun adalah Field Research (Penelitian Lapangan) dengan pendekatan usul fikih dan teori yang penyusun gunakan adalah ‘Urf. Sedangkan analisis data yang digunakan Penyusun adalah deduktif komparatif. Penyusun melakukan Observasi, wawancara serta dokumentasi ke Dukuh Tunggularum secara langsung. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa menurut Tokoh Muhammadiyah di Dukuh Tunggularum tradisi Ngijing sebaiknya ditinggalkan karena kegiatan tersebut hanyalah sebuah tradisi dan tidak dianjurkan ajaran Islam, juga khawatir mengarah kepada sesuatu yang Bid’ah dengan dilandaskan tradisi Ngijing merupakan ajaran agama Hindu dan tidak ada dalam Nash (al-Qur’an dan Hadis), sedangkan Tokoh Nahdlatul Ulama berpendapat bahwa tradisi Ngijing boleh atau diperkenankan dengan alasan tradisi Ngijing merupakan adat istiadat yang bersifat turun temurun (dari nenek moyang) sebagai pengingat arwah orang tua atau leluhur dan didalamnya terdapat sarat akan kemaslahatan seperti shodaqoh dan mengingatkan manusia akan kematian, sehingga seseorang tersugesti untuk merefleksikan hidupnya berbuat lebih baik.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Nurdhin Baroroh, S.H.I., M.SI.
Uncontrolled Keywords: Adat-istiadat; ngijing; sadranan; batu nisan; merti bumi
Subjects: Adat Istiadat
Hukum Islam > Adat - 'Urf
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Muchti Nurhidaya edt
Date Deposited: 03 Feb 2022 13:23
Last Modified: 03 Feb 2022 13:23
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48798

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum