EKSISTENSI OLIGARKI DALAM NEGARA DEMOKRASI PERSPEKTIF FIKIH SIYASAH

Miftahol Fajar Sodik, SH., NIM.: 19203012013 (2021) EKSISTENSI OLIGARKI DALAM NEGARA DEMOKRASI PERSPEKTIF FIKIH SIYASAH. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (EKSISTENSI OLIGARKI DALAM NEGARA DEMOKRASI PERSPEKTIF FIKIH SIYASAH) 19203012013_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf Download (3MB) | Preview
	Text (EKSISTENSI OLIGARKI DALAM NEGARA DEMOKRASI PERSPEKTIF FIKIH SIYASAH) 19203012013_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (9MB) | Request a copy

Abstract

Monopoli kekuasaan oleh sekelompok kecil tidak jarang menimbulkan ketidak adilan, kesewenang-wenanan bahkan pembatasan hak politik terhadap masyarakat sehingga hal demikian semakin mengkaburkan arti demokrasi sebagai kekuasaan dan pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat. Eksistensi oligarki politik cenderung menjadikan demokrasi bergerak dalam abstraksi semu dan tidak bernilai sebagai manefestasi kekuasaan rakyat secara substansial. Oligarki politik mendistorsi demokrasi, akhirnya demokrasi berada pada variabel terpengaruh dan terkalahkan oleh kekuatan oligarki. Keterangan tersebut menjadi alasan dan memicu semangat fikih siyāsah untuk menjelaskan apa dan bagaimana politik dalam arti mengurus dan menjalankan negara baik dilihat dari segi pelayanan birokrasi, penegakan hukum dan kebijakan politik serta tujuan utama membentuk organisasi besar yang bernama negara. Dalam perespektif fikih siyasah menjelaskan bahwa sikap politik harus mengarah dan diarahkan untuk mencapai kemaslahatan terhadap pemeliharaan agama dan kehidupan masyarakat dalam suatu negara. secara garis besar harapan fikih siyāsah yaitu membentuk pola hubungan pemimpin dan rakyat yang harmonis, berkeadilan dan mencapai puncak kesejahteraan sesuai dengan syariat Islam. Maka fikih siyasah erat hubungannya dengan etika berkuasa dalam menjalankan tugas, fungsi dan wewenangnya sebagai pemimpin serta untuk menciptakan politik yang memiliki orientasi rahmatan lil 'alamin. Perespektif fikih siyasah memahami politik sebagai sarana untuk mencapai kebahagian dalam arti yang paling dalam, oleh sebab itu maka segala bentuk kerusakan tertolak sehingga segala kecenderungan untuk itu batal dan tidak dapat diakui. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan suatu pendekatan diskriptif yang mengacu pada suatu perespektif normatif terhadap realitas oligarki politik dalam negara demokrasi. Teknik analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif normatif yang menghasilkan sudut pandang tertentu dalam kajian fikih siyasah. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa data-data sakunder, di samping itu terkait teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu fikih siyāsah yang fokus pada siyāsah idāriyah dan etika politik Islam. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa oligarki politik dalam konsep negara demokrasi dapat menyebakan post demokrasi dan belum mencerminkan pemerintahan sebagai abdi rakyat dalam ruang lingkup politik yang lebih luas. Eksistensi politik sebagai sarana yang menghendaki kemaslahatan dan menolak segala kerusakan hidup bernegara belum tampak dalam aspek pemerintahan birokrasi secara khusus maupun politik praktis dalam pengertian yang lebih luas. Prinsip tolong-menolong, berlomba-lomba dalam kebaikan, bermusyawarah, mengedepankan persamaan hak dan keadilan secara umum belum tampak dalam potret oligarki politik sehingga yang demikian dapat dikatakan sebagai sikap politik yang tidak baik tidak tampak memiliki nilai moralitas dan tidak dapat diakui sebagai politik yang berdiri diatas dasar-dasar ajaran Islam.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item