KETENTUAN SALAT BAGI TENAGA MEDIS YANG MENANGANI PASIEN COVID-19 : STUDI PERBANDINGAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN MUHAMMADIYAH

Ufi Suhaeliyah, NIM.: 17103060038 (2021) KETENTUAN SALAT BAGI TENAGA MEDIS YANG MENANGANI PASIEN COVID-19 : STUDI PERBANDINGAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN MUHAMMADIYAH. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KETENTUAN SALAT BAGI TENAGA MEDIS YANG MENANGANI PASIEN COVID-19 : STUDI PERBANDINGAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN MUHAMMADIYAH)
17103060038_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (KETENTUAN SALAT BAGI TENAGA MEDIS YANG MENANGANI PASIEN COVID-19 : STUDI PERBANDINGAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN MUHAMMADIYAH)
17103060038_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Tenaga medis yang menangani pasien COVID-19 diharuskan mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) selama bekerja. APD yang mereka kenakan adalah APD sekali pakai dan tidak dapat digunakan kembali setelah dilepas. Hal ini memunculkan pertanyaan-pertanyaan terkait bagaimana mereka salat, sedangkan mereka harus memenuhi waktu parsial kerjanya yaitu selama 8 jam dalam sehari tanpa melepas APD. Melihat hal ini penyusun tertarik untuk membahas salat tenaga medis yang menangani pasien COVID-19. Muhammadiyah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan putusannya terkait salat untuk tenaga medis yang menangani pasien COVID-19. Melihat begitu besarnya pengaruh kedua organisasi tersebut penyusun juga tertarik untuk membahas pentingnya peran mereka di tengah pandemic COVID-19. Maka dalam hal ini penyusun memutuskan untuk mengkomparasi kedua putusan tersebut. Penelitian ini bersifat deskriptif komparatif, dengan jenis penelitian library research atau penelitian kepustakaan. Penelitian ini menggunakan teori maslahah mursalah dan maqasid asy-syara’ah dengan pendekatan ushul fikih. Metode yang digunakan ialah metode komparatif dengan melihat persamaan dan perbedaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa putusan yang dikeluarkan Muhammadiyah dan MUI tidak berbeda jauh, keduanya memiliki banyak kesamaan. Muhammadiyah menjelaskan terkait salat subuh dengan tata cara yang singkat sedangkan MUI tidak menjelaskan hal tersebut. Muhammadiyah dan MUI sepakat bahwa, salat hanya boleh dijama tidak boleh diqashar dengan alasan qashar hanya berlaku bagi mereka yang sedang dalam perjalanan atau musafir. Putusan yang mereka keluarkan sesuai dengan maqaṣid asy-syari’ah dan maṣlahah} mursalah hal ini terlihat dari putusan yang mereka keluarkan yaitu, memberikan kemudahan ditengah kedaruratan dengan tujuan memberikan jalan keluar kepada tenaga medis yang menangani pasien COVID-19 agar tetap beribadah dalam kondisi darurat. Aspek kemaslahatan dan perwujudan tujuan beragama dalam fatwa merupakan upaya melindungi agama (hifz al-din) dan jiwa (hifz} al-nafs) tenaga medis yang menangani pasien COVID-19.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Nurdhin Baroroh, S.H.I., M.Si
Uncontrolled Keywords: Salat Maktubah; Muhammadiyah; MUI; istislah; maslahah mursalah
Subjects: Covid-19
Hukum Islam > Fiqih > Sholat
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Muchti Nurhidaya edt
Date Deposited: 14 Feb 2022 09:00
Last Modified: 14 Feb 2022 09:00
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48961

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum