KIFARAT JIMA' SIANG HARI PADA BULAN RAMADAN (STUDI KOMPARARTIF MENURUT PENDAPAT IMAM MALIK DENGAN IMAM ASY-SYAFI'I)

FATCHURROHMAN - NIM. 94342106, (2010) KIFARAT JIMA' SIANG HARI PADA BULAN RAMADAN (STUDI KOMPARARTIF MENURUT PENDAPAT IMAM MALIK DENGAN IMAM ASY-SYAFI'I). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Preview	Text (KIFARAT JIMA' SIANG HARI PADA BULAN RAMADAN (STUDI KOMPARARTIF MENURUT PENDAPAT IMAM MALIK DENGAN IMAM ASY-SYAFI'I)) BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (482kB) | Preview
	Text (KIFARAT JIMA' SIANG HARI PADA BULAN RAMADAN (STUDI KOMPARARTIF MENURUT PENDAPAT IMAM MALIK DENGAN IMAM ASY-SYAFI'I)) BAB II, III, IV.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (396kB)
	Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox) lightbox.jpg Download (0B)
	Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview) preview.jpg Download (0B)
	Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium) medium.jpg Download (0B)
	Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small) small.jpg Download (0B)
	Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox) lightbox.jpg Restricted to Repository staff only Download (0B)
	Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview) preview.jpg Restricted to Repository staff only Download (0B)
	Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium) medium.jpg Restricted to Repository staff only Download (0B)
	Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small) small.jpg Restricted to Repository staff only Download (0B)

Abstract

Menurut Imam Malik dalam memberikan hukuman bagi yang melanggar (melakukan jima' di siang hari) tidak harus memberikan hukuman secara berurutan sebagaimana yang telah ditentukan di dalam dalil, tetapi diterapkan dengan cara memberikan hukuman yang dirasakan paling ringan bagi pelaku hukuman. Pandangan ini berbeda dengan pendapat Imam Asy-Syafi'i yang tetap memberlakukan urutan sesuai dengan dalil, karena asy-Syafi'i memandang bahwa ketentuan tersebut dianggap qat'i. Perbedaan pendapat terjadi karena pemahaman terhadap nas yang terdapat dalam hal kifarat. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan normative dan pendekatan rasionalistik. Untuk pengumpulaan data dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan sekunder, sedang metode analisa data yang digunakan adalah deduktif dan induktif. Orang yang melakukan jima' pada bulan Ramadhan dengan disengaja dikenakan hukuman sesuai ketentuan yang ditetapkan Hadis Nabi yang menyatakan ada tiga tingkatan yaitu memerdekakan budak, puasa dua bulan berturut-turut dan yang terakhir memberi makanan kepada 60 orang fakir miskin yang masing-masing satu mud. Menurut Imam Malik hokum kifarat tersebut dapat dilaksanakan dengan jalan memilih dari ketiga ketentuan tersebut dan boleh memilih yang paling ringan dan mudah dilakukan. Sedang Imam asy- Syafi'i dalam menetapkan hukuman kifarat bagi pelanggar jima' bulan Ramadhan sesuai urutannya yaitu memerdekakan budak, pusa dua bulan berturut-turut dan memberi makan 60 orang miskin yang masing-masing satu mud, karena hal tersebut sesuai dengan tujuan hukum yang diadakan. Adapun pendekatan yang mendekati tujuan diadakan hukuman adalah pendapat Imam asy-Syafi'I karena beliau dalam menentukan hukuman bagi pelanggar puasa bulan Ramadhan dengan jima' mengedepankan proses keadilan karena bagi pelanggar dikenakan hukuman sesuai dengan kesanggupan dan kemampuan dari masing-masing individunya.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item