FENOMENA PERKAWINAN BEDA AGAMA DI KOTA SALATIGA

Haafidzulfikri S.H., NIM.: 18203010062 (2021) FENOMENA PERKAWINAN BEDA AGAMA DI KOTA SALATIGA. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (FENOMENA PERKAWINAN BEDA AGAMA DI KOTA SALATIGA) 18203010062_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (FENOMENA PERKAWINAN BEDA AGAMA DI KOTA SALATIGA) 18203010062_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Perkawinan beda agama hingga kini tak pernah habis menjadi perdebatan di Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari masih ada pemeluk agama berbeda yang memutuskan untuk melangsungkan pernikahan. Motif dari praktik nikah beda agama tidaklah menentu dan tidak dapat pula disamaratakan, sehingga kalaupun disebabkan karena latar belakang pendidikan, ekonomi dan pengetahuan agama yang rendah itu tidak bisa menjamin terselanggaranya perkawinan beda agama khususnya di Kota Salatiga. Dalam fenomena yang terjadi di masyarakat tepatnya di kota Salatiga memiliki latar belakang kondisi sosial masyarakat yang plural dan majemuk, sehingga praktik perkawinan sampai menjalani hidup dengan berbeda agama tergolong banyak dan menimbulkan jumlah penduduk antar agama cukup sebanding di masing-masing kecamatan. Untuk itu faktor-faktor yang menyebabkan perkawinan beda agama di Kota Salatiga, pencatatan perkawinan beda agama yang dilakukan oleh masyarakat Kota Salatiga dan tinjauan hukum tentang keabsahan perkawinan beda agama di Kota Salatigan merupakan tiga poin utama yang dikaji dalam penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan sosio legal, adapun sifat penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. Teknik pengumpulan datanya menggunakan tiga metode, yaitu wawancara observasi dan dokumentasi kemudian dilakukan penarikan kesimpulan secara induktif. Penelitian ini menghasilkan tiga kesimpulan, yaitu (1) Faktor-faktor terjadinya perkawinan beda agama di kota Salatiga adalah karena Faktor cinta, Latar belakang orang tua, kebebasan memilih pasangan, pengaruh lingkungan, terbukanya aturan gereja yang permisif perkawinan beda agama. (2) praktik pencatatan perkawinan beda agama di Salatiga, masyarakat kini telah diberikan rekomendasi oleh Kantor Catatan Sipil atas Putusan Pengadilan Negeri dan dengan ketetapan Undang-undang No. 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Untuk prosesi pernikahan dapat difasilitasi oleh pemuka agama sebagai pembantu pegawai pencatatan perkawinan dengan melengkapi segala bentuk persyaratan, mempelai dapat mengurus berkas berkas tersebut dapat dinatu oleh Lembaga Swadaya Masyarakat yaitu Percik dan GKJ Sidomukti Salatiga dan Gereja Katolik Raja Alam Semesta Salatiga. Akan tetapi dalam pencatatan khususnya bagi agama Islam tidak dapat dicatatkan dalam Kantor urusan Agama. (3) tinjauan hukum tentang keabsahan perkawinan beda agama hingga kini belum diatur secara tegas meskipun perkawinan beda agama di Indonesia masih bertentangan dengan hukum agama khususnya agama Islam. Namun, untuk memastikan kelangsungan kehidupan rakyat, Negara atau pemerintah harus mengakui atau mengesahkan perkawinan mereka secara hukum. Akhirnya berdasarkan yurisprudensi Mahkamah Agung tahun 1986 hingga kini masih menjadi dasar diperbolehkannya permohonan pencatatan perkawinan beda agama berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada pada Kantor Catatan Sipil.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item