PENAFSIRAN AYAT-AYAT PERANG MENURUT ABDULLAH AZZAM

Muhammad Khoirur Roziqin, NIM.: 13530090 (2019) PENAFSIRAN AYAT-AYAT PERANG MENURUT ABDULLAH AZZAM. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img] Text (PENAFSIRAN AYAT-AYAT PERANG MENURUT ABDULLAH AZZAM)
13530090_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB) | Request a copy
[img]
Preview
Text (PENAFSIRAN AYAT-AYAT PERANG MENURUT ABDULLAH AZZAM)
13530090_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA1.pdf

Download (11MB) | Preview

Abstract

Dalam skripsi ini, penulis berusaha melihat penafsiran ayat-ayat perang yang dilakukan oleh Abdullah Azzam. Menurut Yusuf al-Qardhawi term-term yang dikaitkan dengan ayat perang dalam al-Qur’an adalah Jihad, Qital, Harb, dan Irhab. Azzam sendiri adalah salah satu mentor dalam peperangan yang terjadi di Afghanistan yang berpengaruh di antara mentor-mentor yang lain. Dalam menafsirkan ayat-ayat perang dia cukup mumpuni, baik karena keilmuannya, juga karena keaktifannya dalam medan peperangan. Pensyariatan berperang menurut Azzam terdapat 4 fase, yaitu: haram, diizinkan, diwajibkan ketika musuh telah menyerang, dan memerangi kaum musyrikin secara keseluruhan di bumi. Setelah fase terakhir, menurut Azzam manusia di bumi terbagi menjadi tiga golongan, yaitu: muslim muqatil, kafir yang terikat perjanjian dan membayar jizyah, dan musyrik yang diperangi. Hukum tersebut menurut Azzam tidak berubah sampai hari kiamat. Secara garis besar tujuan perang dalam Islam menurut Azzam yaitu untuk tercapainya dakwah Islam keseluruh manusia di muka bumi, sehingga kekafiran hilang dari muka bumi dan Islam bisa ditegakkan. Selain tujuan tersebut, perang juga dimaksudkan untuk melindungi negara Islam. Sehingga siapa saja yang mengganggu jalan dakwah Islam harus diperangi. Dalam berperang harus dalam rangka fi sabilillah, patuh komandan, memudahkan teman dan menjauhi kerusakan (gosip dan fitnah). Dalam berperang diperbolehkan membunuh siapa saja yang membantu musuh, diperbolehkan juga membunuh orang muslim yang dijadikan pagar betis atau perisai karena bisa mengganggu kekuatan muslim sendiri. Pemikiran tersebut tentu sudah tidak relevan dengan kondisi Indonesia dewasa ini, yang mana Indonesia sudah tidak terjajah dan sudah merdeka, dan Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya majemuk dan sudah memiliki Pancasila sebagai ideologi bangsa yang dirumuskan oleh para pendahulu. Akan tetapi ada sebagian kelompok yang berusaha menjadikan Indonesia sebagai Negara Islam, yang kesemua kelompok tersebut dapat ditarik benang pemikirannya kepada Abdullah Azzam.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Dr. Ali Imron, S.Th.I., M.S.I
Uncontrolled Keywords: perang pra Islam; Abdullah Azzam, kontekstualisasi; etika perang
Subjects: Tafsir Al-Qur'an
al Qur'an
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Muchti Nurhidaya edt
Date Deposited: 16 Feb 2022 14:33
Last Modified: 16 Feb 2022 14:33
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49027

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum