PENAFSIRAN HAMKA TENTANG UMMATAN WAHIDAH DALAM KITAB TAFSIR AL-AZHAR SKRIPSI

Raifah, NIM. 13530158 (2019) PENAFSIRAN HAMKA TENTANG UMMATAN WAHIDAH DALAM KITAB TAFSIR AL-AZHAR SKRIPSI. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PENAFSIRAN HAMKA TENTANG UMMATAN WAHIDAH DALAM KITAB TAFSIR AL-AZHAR SKRIPSI)
13530158_ SEBELUM_BAB I_BAB V DAN DAFTAR PUSATAKA.pdf - Published Version

Download (70MB) | Preview
[img] Text (PENAFSIRAN HAMKA TENTANG UMMATAN WAHIDAH DALAM KITAB TAFSIR AL-AZHAR SKRIPSI)
13530158_BAB II_BAB III DAN BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Abstract

Kata ummatan wahidah dalam Al-Quran disebut sembilan kali, dan sudah diteliti para mufassir dan para-para tokoh dan telah berhasil diteliti beberapa makna di antaranya ummatan wahidah adalah ummat yang satu. Di dalam ranah agama ummatan wahidah ummat yang satu dimaknai dengan memegang prinsip Tauhid. Didalam ranah sosial ummatan wahidah adalah sekelompok manusia dalam hidup bermasyarakat di mana kehidupan masyarakat tersebut menciptakan hubungan tertib sosial dalam satu wilayah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (library reseach) dengan menggunakan menggunakan metode kualitatif dengan menganalisis data terkata ummah dan wahidah, terlebih dahulu penulis memaparkan gambaran umum tafsir di Indonesia, perjalanan intelektual Hamka, latar belakang keluarga, karier intelektual Hamka yang menghasilkan Karya Tafsir Al-Azhar menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantarnya, serta deskripsi kitab Tafsir karya Hamka tersebut, menjelaskan ayat-ayat yang mengandung kata ummatan wahidah. Hasil dari penelitian ini, diketahui bahwa kata ummatan wahidah dalam Tafsir Hamka berjumlah 9 ayat dan 9 kata, adapun dalam penafsiran Hamka tersebut, penulis merasa penting untuk mengetahui beberapa konsep makna ummatan wahidah. Adapun dalam penafsiran Hamka tersebut, penulis menemukan beberapa konsep makna ummatan wahidah diantara sebagai berikut: makna ummatan wahidah didalam surah al-Baqarah Buya Hamka memaknainya sebagai ummat yang satu baik dalam suku, ras, maupun budaya atau yang disebut persatuan bangsa. Lalu, beliau melanjutkan bahwa makna ummatan wahidah adalah ummat yang satu pada mulanya memeluk agama islam. Adapun dalam penafsiran hamka, ditemukan makna ummatan wahidah yaitu ummat yang bersatu dalam keyakinan tauhid. ummat yang bersatu memegang keyakinan tauhid tersebut bermula pada masa sejarah Nabi Ibrahim A.S membimbing ummat-ummatnya untuk memeluk agama islam. Sebab, dalam ajaran islam, hanya satu Tuhan yang wajib disembah. Melalui ajaran islam, maka tauhid merupakan ajaran yang wajib diamalkan seiap manusia. Peristiwa sejarah tersebut, menjadi renungan sampai saat ini, bahwa Nabi Ibrahim awal mula memberi ajaran Tauhid, hingga disebut bapak monoteisme. Penafsiran ini terdapat dalam surah Yunus ayat 19. Adapun konsep lainnya terdapat dalam surah az-zukhruf ayat 33 bahwa ummat yang lebih mengutamakan dunia dibanding akhiratnya mereka menjadi umat yang satu (ummatan wahidah)

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing :Dr. Afdawaiza,M.Ag.
Uncontrolled Keywords: penafsiran hamka, ummatan wahidah, dalam kitab tafsir al-azhar
Subjects: Tafsir Al-Qur'an
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 10 Feb 2022 09:35
Last Modified: 10 Feb 2022 09:35
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49165

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum