KONSTRUKSI DAN INTERNALISASI GENDER DALAM PRAKTIK PERNIKAHAN DINI (Studi Kasus di Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang)

Istiqomah, NIM. 15540083 (2019) KONSTRUKSI DAN INTERNALISASI GENDER DALAM PRAKTIK PERNIKAHAN DINI (Studi Kasus di Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (KONSTRUKSI DAN INTERNALISASI GENDER DALAM PRAKTIK PERNIKAHAN DINI (Studi Kasus di Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang) PROPOSAL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga) 15540083_Istiqomah_BAB I, BAB V, DAFTAR PUSTAKA, LAMPIRAN.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview
	Text (KONSTRUKSI DAN INTERNALISASI GENDER DALAM PRAKTIK PERNIKAHAN DINI (Studi Kasus di Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang) PROPOSAL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga) 15540083_Istiqomah_BAB II, BAB III, BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (3MB)

Abstract

Menurut BKKBN (badan kependudukan berencana nasional) menyatakan bahwa usia ideal untuk menikah adalah 20 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki, namun pada kenyataanya masih banyak anak muda yang menikah dibawah usia yang telah ditentukan terutama bagi perempuan. Hal tersebut juga terjadi di Desa Temanggung Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang yang menikah dalam usia dini yakni 16-18 tahun bagi perempuan yang menurut BKKBN usia tersebut bukanlah usia yang ideal untuk menikah. Dalam praktek pernikahan dini di sana juga dipengaruhi oleh konstruk gender yang menempatkan laki-laki dan perempuan pada perbedaan posisi, peran, ataupun tanggung jawab yang berdampak pada ketimpangan atau ketidakadilan gender. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan analisis data kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, serta dokumentasi. Analisis dilakukan dengan mencari serta menyususn secara sistematis data-data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, observasi, catatan lapangan, dokumentasi serta sumber lainnya. Analisis data kualitatif ini bersifat deskriptif-analitik yaitu dengan prosedur pengumpulan data, reduksi data , penyajian data serta menarik kesimpulan. Sumber data primernya adalah pelaku pernikahan dini 10 orang, suami pernikahan dini , serta orang tua dari perempuan pelaku pernikahan dini. Adapun untuk melihat bentuk konstruksi serta intenalisasi gender dan juga diskriminasi yang terjadi di Desa Temanggung, maka dibahas menggunakan kacamata teori konstruksi sosial Petter L. Berger dan teori gender feminis. Dari penelitian ini ditemukan konstruksi bagi perempuan mengenai pernikahan dini yang ada di masyarakat yakni bahwa perempuan hanyalah sebagai ibu rumah tangga saja, perempuan dewasa yang belum menikah mendapatkan labeling perawan tua, pandangan tidak pentingnnya pendidikan bagi perempuan, dan anggapan bahwa perempuan menjadi beban ekonomi keluarga. Dari adanya konstruksi tersebut menyebabkan ketimpangan sosial atau bisa disebut diskriminasi terhadap salah satu pihak terutama perempuan yang berakar dari berbagai hal yakni ketidakmampuan perempuan oleh laki-laki dalam berbagai hal, adanya budaya patriarki yang berlaku di masyarakat yang menguntungkan pihak laki-laki, serta sistem kapitalisme yang ada dalam keluarga. Dan yang terakhir mengenai internalisasi gender yang terdapat tiga tahapan pertama yakni eksternalisasi berupa pernikahan dini dipengaruhi oleh budaya patriarki, pernikahan dini menjadi hal yang lumrah, dan pernikahan dini dipengaruhi oleh agama, kedua obyektifasi berupa pernikahan lebih baik dibandingkan pacaran, perjodohan pada perempuan, dan yang terakhir adalah internalisasi berupa pernikahan dini adalah budaya yang perlu dilestarikan, pernikahan dini sebagai bentuk kepatuhan terhadap agama dan orang tua.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item