AL-QUR’AN TERJEMAH BAHASA JAWA BANYUMASAN (TELAAH HISTORISITAS AL-QUR’AN DAN TERJEMAHNYA; BAHASA JAWA BANYUMASAN)

Isna Azizah, NIM.: 17105030053 (2022) AL-QUR’AN TERJEMAH BAHASA JAWA BANYUMASAN (TELAAH HISTORISITAS AL-QUR’AN DAN TERJEMAHNYA; BAHASA JAWA BANYUMASAN). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (AL-QUR’AN TERJEMAH BAHASA JAWA BANYUMASAN (TELAAH HISTORISITAS AL-QUR’AN DAN TERJEMAHNYA; BAHASA JAWA BANYUMASAN)) 17105030053_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (AL-QUR’AN TERJEMAH BAHASA JAWA BANYUMASAN (TELAAH HISTORISITAS AL-QUR’AN DAN TERJEMAHNYA; BAHASA JAWA BANYUMASAN)) 17105030053_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (6MB) | Request a copy

Abstract

Diskusi tentang praktik menerjemahkan Al-Qur’an, sepanjang sejarah Islam, selalu diawali dengan pertanyaan, “Apakah Al-Qur’an dapat dan boleh diterjemahkan?” Berbagai pendapat terus berkembang baik pihak pendukung dan penolak, tetapi para sarjana sepakat bahwa penerjemahan Al-Qur’an merupakan bagian dari proses interpretasi umat islam terhadap Al-Qur’an. Terjemah dan tafsir merupakan dua cara yang paling sering digunakan oleh komunitas muslim nonArab untuk memahami Al-Qur’an. Komunitas muslim non-Arab merupakan komunitas muslim yang tidak memahami bahasa Arab, sehingga mereka memerlukan terjemah dan tafsir untuk memenuhi kebutuhan mereka untuk memahami Al-Qur’an. Di Indonesia, usaha memberikan pemahaman Al-Qur’an ke masyarakat juga difasilitasi oleh pemerintah. Salah satunya melalui proyek penerjemahan ke berbagai bahasa daerah di Indonesia. Al-Qur’an dan Terjemahnya; Bahasa Jawa Banyumasan merupakan salah satu hasil dari proyek tersebut. Al-Qur’an dan Terjemahnya; Bahasa Jawa Banyumasan merupakan terjemah Al-Qur’an dalam bahasa Jawa Banyumasan dan merupakan bagian dari proyek pemerintah untuk menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa-bahasa daerah di Indonesia. Namun, penerimaan atas Al-Qur’an dan Terjemahnya; Bahasa Jawa Banyumasan di tengah masyarakat ternyata menunjukkan bahwa masyarakat Banyumas tidak familiar dan kurang nyaman dengan terjemah tersebut. Untuk itu, penelitian ini melakukan analisis secara historis terkait proses penerjemahan Al-Qur’an dan Terjemahnya; Bahasa Jawa Banyumasan dengan melihat rekam proses penerjemahan, latar belakang penerjemah, dan pola penerjemahan dari tim penerjemah Al-Qur’an. Melalui data-data historis tersebut, dapat dilihat faktor-faktor yang melatarbelakangi kurang popularnya Al-Qur’an ini di tengah masyarakat. Seperti dalam proses dan pola penerjemah yang dilakukan menunjukkan bahwa secara implisit bahwa Al-Qur’an dan Terjemahnya; Bahasa Jawa Banyumasan hanya menerjemahkan ulang Al-Qur’an berbahasa Indonesia Kementerian Agama versi tahun 2002. Hal ini dapat ditemukan dalam pola penerjemahan Surah Al-Fatihah/112: 1, Surah Al-Fatihah, Surah Al-Baqarah/2: 208, dan Surah Al-Fath/48:10 di mana tim penerjemah mengabaikan struktur bahasa Arab dan penggunaan bahasa Jawa Banyumasan di tengah masyarakat Banyumas. Dari sisi tim penerjemah, Ahmad Tohari sebagai ahli bahasa memiliki tanggungjawab yang teramat besar terkait penggunaan bahasa yang secara langsung maupun tidak langsung memiliki bias kebahasaan. Sehingga terdapat kosakata terjemahan yang sulit dimengerti karena beberapa kosakata diterjemahkan mengandalkan ingatan yang ia miliki dalam kapasitasnya sebagai sastrawan dibanding dengan kosakata yang digunakan oleh masyarakat sasaran. Selain itu, proses distribusi yang tidak sampai ke masyarakat juga mengakibatkan Al-Qur’an ini kurang dikenal di tengah masyarakat Banyumas

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item