Fatima Mernissi Menembus Batas, Mendobrak Tradisi dan Doktrin Agama Patriarki

Inayah Rohmaniyah, - (2021) Fatima Mernissi Menembus Batas, Mendobrak Tradisi dan Doktrin Agama Patriarki. In: Melintas Perbedaan:Suara Perempuan, Agensi, dan Politik Solidaritas. KPG (Kepustakaan Populer Gramedia),, Jakarta, pp. 265-296.

[img]
Preview
Text (Fatima Mernissi Menembus Batas, Mendobrak Tradisi dan Doktrin Agama Patriarki)
Fatima Mernissi Menembus Batas, Mendobrak Tradisi dan Doktrin Agama Patriarki.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview

Abstract

Fatima Mernissi menggambarkan sosok perempuan yang mempunyai nalar kritis dan sekaligus kesadaran historis serta akademisi dan juga aktivis. Nalar kritis Mernissi menjadi elan vital untuk mempertanyakan ulang tatanan yang telah mapan dan reproduksi ketidakadilan yang sekian lama dipertahankan. Kesadaran historis memberinya kekuatan untuk menelusuri sejarah dan menemukan kontestasi berbagai kepentingan sehingga memunculkan dominasi wacana patriarkal yang merugikan perempuan. Sebagai akademisi, Mernissi membuktikan melalui karya-karyanya bahwa pendidikan, sebagaimana yang telah ditempuhnya, bersifat fundamental bagi perempuan untuk dapat merebut haknya di ruang publik. Pendidikan akan membuka akses perempuan di ruang publik, dan memberi kekuatan bagi perempuan untuk bergerak melakukan perubahan di ranah praktis. Secara sistematis Mernissi menunjukkan bahwa perubahan dimulai dari pembongkaran terhadap metodologi dalam memproduksi pengetahuan atau tafsiran-tafsiran terutama terkait dengan isu perempuan. Secara komprehensif Mernissi menunjukkan urgensi kritik metodologis dan pendekatan historis untuk mendapatkan pemahaman yang inklusif dan berkeadilan. Terkait dengan hadits misalnya, pendekatan historis menurut Mernissi penting untuk mendeteksi kapan sebuah hadits diriwayatkan Nabi, kemudian kapan diriwayatkan kembali oleh (siapa) rawi pertama. Mernissi bahkan menganalisis kredibilitas maupun intelektualitas perawi pertama dari sebuah hadits (Mernissi, 1991b: 74). Hal ini berbeda dengan kebanyakan ulama hadits yang memegang prinsip “setiap sahabat adil.” Sementara, pendekatan historis digunakan untuk mendapatkan konteks sosiologis yang komprehensif tentang sebuah hadits, Pendekatan ini memungkinkan upaya kontekstualisasi sebuah ajaran sehingga relevan dengan segala zaman.

Item Type: Book Section
Uncontrolled Keywords: Gender; Fatima Mernissi, Mendobrak Tradisi ; Doktrin Agama Patriarki
Subjects: Gender
Divisions: Buku
Depositing User: Dra. Khusnul Khotimah, SS, M.IP -
Date Deposited: 02 Apr 2022 04:01
Last Modified: 02 Apr 2022 04:01
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50258

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum