PENGGUNAAN RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR MARAH LABID LIKASYFI MA’NA AL-QUR’AN AL-MAJID KARYA NAWAWI AL-BANTANI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENAFSIRAN (STUDI AYAT-AYAT AHKAM SURAT AL-BAQARAH)

Mas‟udah, NIM.: 16531015 (2020) PENGGUNAAN RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR MARAH LABID LIKASYFI MA’NA AL-QUR’AN AL-MAJID KARYA NAWAWI AL-BANTANI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENAFSIRAN (STUDI AYAT-AYAT AHKAM SURAT AL-BAQARAH). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (PENGGUNAAN RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR MARAḤ LABID LIKASYFI MA’NA AL-QUR’AN AL-MAJID KARYA NAWAWI AL-BANTANI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENAFSIRAN (STUDI AYAT-AYAT AḤKAM SURAT AL-BAQARAH)) 16531015_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR_PUSTAKA.pdf - Published Version Download (1MB) | Preview
	Text (PENGGUNAAN RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR MARAḤ LABID LIKASYFI MA’NA AL-QUR’AN AL-MAJID KARYA NAWAWI AL-BANTANI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENAFSIRAN (STUDI AYAT-AYAT AḤKAM SURAT AL-BAQARAH)) 16531015_BAB II_SEBELUM_BAB_TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Sebagai salah satu cabang dari ulūm al-Qur‟ān, qirā‟at merupakan salah satu altenatif untuk menafsirkan ayat-ayat al-Qur‟an. Hal ini terlihat dari ragam qirā‟āt yang terdapat dalam karya-karya tafsir sejak era klasik, seperti Tafsir Jami‟ al-Bayan „an Ta‟wil ay al-Qur‟an karya Ibn Jarir al-Thabari hingga kitab tafsir era modern seperti Tafsir al-Manar karya Muhammad Abduh dan Rasyid Rida. Dalam konteks keindonesian terdapat kitab Tafsir Marāḥ Labīd Li Kasyfi Ma‟na al-Qur‟ān al-Majīd yang ditulis oleh Nawawi al-Bantani. Kitab tafsir yang masuk kategori bi al-riwāyah ini menggunakan pendekatan gramatikal (kebahasaan) salah satunya qirā‟āt untuk alat bantu penasifran. Selain itu, kitab ini memiliki corak fikih untuk melakukan analisis yang mendalam terhadap ayat-ayat aḥkām. Penggunaan ragam qirā‟āt dalam karya-karya tafsir ada kalanya berkaitan dengan aspek lahjah sehingga tidak berimplikasi terhadap penasiran, namun adakalanya berkaitan dengan aspek substansi lafaẓ sehingga berimplikasi terhadap penafsiran. Skripsi ini membahas tentang penggunaan ragam qirā‟āt dalam kitab Marāḥ Labīd dan implikasinya terhadap penafsiran (Studi ayat-ayat aḥkām surat al-Baqarah). Permasalahan pokok yang menjadi kajian pembahasan adalah: Pertama, Bagaimana penggunaan ragam qirā‟āt dalam Kitab Tafsir Marāḥ Labīd Likasyfi Ma‟na al-Qur‟ān al-Majīd pada ayat-ayat aḥkam Surat al-Baqarah. Kedua, Bagaimana ilmplikasi perbedaan qirā‟āt terhadap penafsiran dalam Kitab Tafsir Marāḥ Labīd Likasyfi Ma‟na al-Qur‟ān al-Majīd pada ayat-ayat aḥkam Surat al-Baqarah. Dalam hal ini penulis memfokuskan kajian analisis berupa analisis linguistik, sumber dan hukum Dengan menggunakan pendekatan historis-filosofis dan metode deskriptif-analisis (aspek linguistik, sumber atau riwayat dan hukum) pada ayat-ayat hukum yang dipetakan ke dalam beberapa tema, yaitu diskursus ibadah, mu‟amalah, makanan dan minuman halal-haram, hubungan suami istri dan keluarga, dan diskursus tentang jihad, dihasilkan kesimpulan: Pertama, Nawawi al-Bantani menyebutkan 64 ragam qirā‟āt dalam Marāḥ Labīd pada ayat-ayat hukum surat al-Baqarah dengan kualifikasi 50 berkualitas mutawatirah dan 14 berkualitas syażżah. Kedua, ragam qirā‟āt tersebut tidak semua memberikan implikasi terhadap penafsiran. Qirā‟at yang memberikan implikasi gramatikal tanpa adanya perbedaan penafsiran seperti bacaan إِالَّ أَنْ يَََافَا dibaca إِالَّ أَنْ يََافَا (Q.S.Al-Baqarah: 229). Qirā‟at yang memberikan implikasi terhadap penafsiran seperti bacaan إِبْ رَاىِيمَ رَبُّو dibaca إِبْ رَاىِيمُ رَ باو (Q.S. Al-Baqarah: 124). Qirā‟at yang memberikan implikasi terhadap istinbat hukum seperti bacaan حَاتَّ يَطْهُرْنَ dibaca حَاتَّ يَط ااه رْنَ (Q.S. Al-Baqarah: 222).

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item