Praktik Sosial Wanita Kerja Mandiri dalam Merespon Penutupan Lokalisasi di Malang

Nur Afni Khafsoh, - (2020) Praktik Sosial Wanita Kerja Mandiri dalam Merespon Penutupan Lokalisasi di Malang. In: DARI ETNISITAS HINGGA JEJARING MEDIA : Bunga Rampai Sosiologi Agama. Diandra Pustaka Indonesia, Yogyakarta, pp. 1-20. ISBN 978-623-6571-98-9 e-ISBN 978-623-6571-99-6

[img] Text (Praktik Sosial Wanita Kerja Mandiri dalam Merespon Penutupan Lokalisasi di Malang)
Praktik Sosial Wanita Kerja Mandiri dalam Merespon Penutupan Lokalisasi di Malang.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (6MB)
[img]
Preview
Text (Surat Pernyataan)
surat-surat-pernyataan1650343287.pdf - Published Version

Download (17kB) | Preview

Abstract

Kebanyakan dari Wanita Kerja Mandiri tidak ingin bekerja sebagai pelaku prostitusi pada awalnya. Banyak yang terjebak karena iming-iming pekerjaan. Namun ada pula yang menjalani profesi sebagai WKM karena memang keinginannya sendiri. narnya WKM memiliki keinginan untuk bisa keluar dari lokalisasi untuk memperbaiki hidupnya, hanya saja kebiasaan yang telah melekat selama menjadi WKM di lokalisasi membuatnya sulit untuk bisa mandiri. Kebiasaan untuk mendapatakan uang secara cepat yang membuat WKM tetap bertahan hidup bergantung dari prostitusi mesipun faktanya lokalisasi telah ditutup. Pendapatan WKM pasca penutupan lokalisasi cenderung menurun. Namun masih saja banyak WKM yang bertahan di lokalisasi untuk menggantungkan hidup sebagai WKM. Padahal sebelum penutupan sudah diberi dana untuk modal usaha dan biaya hiudp untuk 3 bulan. Namun masih saja ada WKM yang tinggal di eks lokalisasi. Sehingga ini menunjukkan bahwa faktor ekonomi bukan masalah satu-satunya yang dihadapi dalam merencanakan program pemberdayaan. WKM yang terlanjur dan terbiasa bekerja sebagai perempuan penghibur dengan penghasilan yang didapatnya, akan sangat sulit merubah cara berfikir para WKM. Karena terbiasa dengan mudah untuk mendapatkan uang maka akan selalu berfikir mendapatan uang secara instan. Salah satu praktiknnya dalam mengikuti pemberdayaan adalah karena motivasi untuk mendapatkan uang di akhir pelatihan atau uang transportasi. Keinginan untuk bisa menyerap ilmu selama pelatihan bukanlah prioritas utama. Hal ini diperkuat dengan kegagalan membangun usaha dari bantual modal dari pemerintah yang membuat WKM cenderung tidak ingin beralih profesi. Sehingga dalam praktiknya, jika program yang berjalan di lokalisasi masih mengandalkan uang untuk mengajak WKM beralih profesi, maka seringkali kegagalan yang diterima. Karena dengan mendapatkan bantuan modal bukan dialokasikan untuk membangun usaha kembali, namun menutupi kebutuhan hidup sehari-hari. Arena prostitusi yang lekat dengan struktur yang mendu kung WKM untuk tetap tinggal dan enggan beralih profesi. Arena yang penuh dengan persaingan dari pelaku prostitusi juga merupakan salah satu hal ang membuat WKM tetap bertahan karena sudah memiliki pengetahuan tentang persaingan yang dihadapi. Sedangkan untuk bertarung di arena yang lain WKM merasa telah gagal dan tidak memiliki pengetahuan sebesar pengetahuannya di arena prostitusi. Habitus yang tertanam pada diri WKM yang selalu menjadikan uang sebagai tujuan atau money oriented menjadikan sulitnya WKM diarahkan kepada pekerjaan yang baik dan halal. Kejadian masa lalu yang menyakitkan seperti kegagalan berumah tangga dan kondisi yang memaksa mereka untuk menghidupi kehidupan diri dan keluarga yang memaksa mereka mencari penghasilan yang lebih banyak. Praktik WKM merespon baik dengan adanya program pemberdayaan. Pemberian modal dimanfaatkan dengan membangun usaha mesipun gagal dan kembali lagi ke lokalisasi. Namun, pemberdayaan berupa pelatihan meski direspon dengan antusiasme yang tinggi tidak mampu memberi dampak yang signifikan. Karena asumsi WKM yang melihat bahwa pemberdayaan dengan metode pelatihan hanya ajang untuk mnedapatkan uang dengan mudah di akhir acara. Sedangkan praktiknya tidak diterapkan sama sekali di kehidupannya. Sehingga dalam penelitian ini peneliti menemukan proposisi bahwa Habitus seorang WKM berperan penting dalam merespon pemberdayaan. Serta program pemberdayaan yang menggunakan uang dalam prosesnya cenderung menghasilan respon money oriented bagi WKM.

Item Type: Book Section
Uncontrolled Keywords: Wanita; Praktik Sosial; Sosiologi
Subjects: Wanita Dalam Keluarga
Divisions: Buku
Depositing User: Dra. Khusnul Khotimah, SS, M.IP -
Date Deposited: 19 Apr 2022 11:53
Last Modified: 19 Apr 2022 11:53
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50568

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum