JALALUDDIN RUMI (604-672 H;1207-1273 M)

SUBAGYO, (2008) JALALUDDIN RUMI (604-672 H;1207-1273 M). /Jurnal/Al-Jamiah/Al-Jamiah No. 57 th. 1994/.

[img]
Preview
Text
06. Subagyo - JALALUDDIN RUMI ( 604-672 H;1207-1273 M).pdf - Accepted Version

Download (2MB) | Preview
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg

Download (0B)

Abstract

bJalaluddin Rumi adalah seorang penyair sufi terbesar dari Persia. Ia dilahirkan di kota BAlkh pada tahun 604 H/1207 M. Menurut pengakuan keluarganya, nenek moyangnya berasal dari keturunan Arab; nasabnya bersambung hingga Abu Bakar al-Shiddiq, Khalifah Islam yang pertama. Berkat tali perkawinan, keluarganya memiliki hubungan yang kuat dengan kerajaan Kwarizm. Faktor-faktor inilah yang menjadikan keluarganya mendapatkan kehormatan yang tinggi dari masyarakat pada waktu itu. Pada usianya yang ketiga tahun 697 H/1210 M, ayahnya Bahauddin Walad membawanya meninggalkan Balkh karena konfliknya dengan raja Muhammad qutb al-Din Kwarizm shah menuju Nishabur. Di kota inilah keluarganya bertemu dengan Fariduddin Atthar dan ia diserahkan kepadanya. Konon, berdasarkan legenda, Atthar pada pertemuannya dengan Jalaluddin yang pertama kali itu meramalkannya, bahwa kelak ia akan menjadi seorang yang masyhur, yang akan menyalakan api gairah ketuhanan di seluruh dunia, karena ia terpesona melihat sorot matanya dan benih kejeniusannya dan pada akhirnya Atthar memberinya sebuah kitab tasawwuf iAsrar Nama/i. Di balik kisah legenda itu, dapatlah diambil benang sarinya; yakni bahwa Jalaluddin Rumi secara faktual pernah menjadi anak angkatnya Fariduddin Atthar, berada dalam lingkungan kehidupannya. Pengalaman yang demikian, tentunya ikut membekali persepsi hidupnya dan membekali khazanah pengalaman kesufiannya di masa mendatang kehidupannya. Sebab bagaimanapun, pengalaman di masa kanak-kanak akan memiliki titik persambungan di masa remaja dan orangtua.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Jalaluddin Rumi
Subjects: Al Jamiah Jurnal
Divisions: E-Journal
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 15 Apr 2013 17:36
Last Modified: 15 Apr 2013 17:37
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/506

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum