TRADISI PERTUNANGAN DI USIA DINI (Studi Kasus di Desa Ketupat, Kecamatan Ra’as, Kabupaten Sumenep)

Zainul Abrar, NIM.: 17105040047 (2022) TRADISI PERTUNANGAN DI USIA DINI (Studi Kasus di Desa Ketupat, Kecamatan Ra’as, Kabupaten Sumenep). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (TRADISI PERTUNANGAN DI USIA DINI (Studi Kasus di Desa Ketupat, Kecamatan Ra’as, Kabupaten Sumenep))
17105040047_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (TRADISI PERTUNANGAN DI USIA DINI (Studi Kasus di Desa Ketupat, Kecamatan Ra’as, Kabupaten Sumenep))
17105040047_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Masyarkat Indonesia pedesaan, sebelum melakukan pernikahan, diadakan sebelumnya melakukan sebuah perjodohan dalam bentuk pertunangan, yang menyebabkan pasangan tidak dapat menentukan pilihannya sendiri. Pertunangan atau perjodohan tersebut menjadi salah satu cara agar pasangan bisa berdampingan, meskipun belum melakukan pernikahan atau dinikahkan. Dengan bertunangan tersebut, ada indikasi bahwa mereka boleh berdekatan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya. Penelitian ini menganalisis fungsi-fungsi dan perubahan pertunangan. Dalam pertunangan ini tidak hanya berlaku kepada pemuda yang sudah siap untuk menjalan sebuah pernikahan nantinya. Akan tetapi, dalam pertunangan ini juga terdapat kepada anak-anak yang masih memiliki kewajiban lain atau masih berstatus sekolah. Terdapat sebuah tradisi pertunangan dini yang dimana pertunangan ini dilakukan oleh kedua orang tua mereka baik secara langsung maupun tidak langsung dengan alasan tertentu. Uniknya mereka melakukan pertunangan tersebut kepada anak-anak mereka yang masih berusia 6 tahun sampai 16 tahun yang dimana dalam umur mereka yang masih dikategorikan sebagai usia dini dan juga masih dalam dunia permainan. Semua data yang diperoleh dari lapangan disajikan dalam bentuk naratif dan sifat holistik berdasarkan teori fungsionalis Robert K. Merton yang memandang bahwa setiap fungsi dalam masyarakat memberikan konsekuensi fungsi manifes dan juga fungsi laten. Fungsi manifes memberikan konsekuensi yang menguatkan integritas dan ada pula yang melemahkan integritas sosial. Penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan studi kasus dengan metode penelitian kualitatif. Proses pengumpulan datanya melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis dengan metode redukasi data yang terlebih dahulu diverivikasi dan kemudian disampaikan secara naratif diskriptif. Penelitian ini berhasil menganalisis fungsi manifes dan juga fungsi laten dalam tradisi pertunangan di usia dini. Yaitu sebagai sarana ta’arufan, kontrol sosia terhadap remaja, mempererat tali solidaritas kekeluargaan, dan juga bisa mempelajari kedewasaan. Sedangkan fungsi latennya mempertontonkan kemewahan kelas sosial, mempertontonkan identitas kelelakiannya, mencari keuntungan perekonomian, dan juga desakan pernikahan

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Nur Afni Khafsoh, M.Sos
Uncontrolled Keywords: tradisi; tunangan; fungsi manifes, fungsi laten
Subjects: Sosiologi Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Sosiologi Agama (S1)
Depositing User: S.Sos Sofwan Sofwan
Date Deposited: 24 May 2022 15:36
Last Modified: 24 May 2022 15:36
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51112

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum