ADAT DAN SYARIAT DALAM MASYARAKAT TIDORE

Ansar Mahifa, NIM.: 12510023 (2019) ADAT DAN SYARIAT DALAM MASYARAKAT TIDORE. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (ADAT DAN SYARIAT DALAM MASYARAKAT TIDORE)
12510023_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (5MB) | Preview
[img] Text (ADAT DAN SYARIAT DALAM MASYARAKAT TIDORE)
12510023_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Tidore pada umumnya adalah masyarakat yang sangat menjunjung tinggi toleransi. Saling menghargai dan menjaga nilai-nilai kebaikan adalah kunci utama dalam menjaga keseimbangan hidup masyarakat Tidore, hal ini dapat dilihat dari berbagai sudut, salah satunya adalah dijalankannya praktek-praktek keagmaan yang beriringan dengan paraktek-praktek keadatan, sehingga terciptakan keharmonisan dan kerukunan antar sesama masyarakat. Berpedoman pada pesan-pesan leluhur (dodola gosimo); Adat ge mauri Syara, Syara mauri Kitabullah. Yang artinya adat bersendikan syariat (ajaran agama) dan Syariat bersendikan Kitab Allah SWT. (al-Quran), merupakan suatu petuah yang mengandung nilai kebijaksanaan dengan menempatkan segala sesuatu pada porosnya masing-masing. Adat dan Syariat dalam masyarakat Tidore dengan otoritasnya; Sowohi dan Murshid, bukan hanya mengemban tugas-tugas keadatan ataupun keagamaan semata, melainkan mempunyai peran penting dalam menjalankan sistem kehidupan sosial di Tidore. Dalam menjelaskan dinamika relasi Adat dan Syariat dalam Masyarakat Tidore, penulis menggunakan mentode deskriptif sebagaimana dalam buku Metodologi Penelitian Filsafat, Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair menjelaskan seluruh hasil penelitian dibahasakan. Ada kesatuan mutlak antara bahasa dan pikiran seperti antara badan dan jiwa. Pemahaman baru dapat menjadi mantap, kalau dibahasakan. Hanya dengan dieksplisitkan suatu pengalaman yang tak sadar dapat mulai berfungsi dalam pemahaman. Lebih jauh lagi Anton dan Charris mengucapkan suatu pengertian bisa melahirkan pemahaman baru. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah dalam menjalankan ritus keadatan, terdapat sosok yang yang tampil sebagai pemegang otoritas dalam masyarakat Tidore yakni dalam bidang keadatan sosok tersebut dikenal dengan sebutan Sowohi (pemimpin marga sekaligus tokoh yang dianggap mempunyai pengetahuan yang luas mengenai keadatan Tidore), dan Murshid atau tokoh agama yang memahami dunia keagamaan (Syariat dan Tarekat) di Tidore. Di antara kedua tokoh tersebut dalam menjalankan ritul-ritual baik Syariat maupun adat terdapat sebuah aturan yang menjadi relasi antara adat dan syariat sehingga keduanya dapat berjalan beriringan. Aturan tersebut dikenal dengan sebutan Fati, Fara se Filang.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Drs. Abdul Bassir Solissa, M. Ag,
Uncontrolled Keywords: dodola gosimo, Sowohi, Fati, Fara se Filang
Subjects: Adat Istiadat
SYARI'AT ISLAM DI INDONESIA
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S1)
Depositing User: S.Sos Sofwan Sofwan
Date Deposited: 27 Jun 2022 11:20
Last Modified: 27 Jun 2022 11:20
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51298

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum