KISAH NABI SULAIMAN DALAM AL-QUR’AN (PERSPEKTIF SEMIOTIKA ROLAND BARTHES)

Triyanti Nurkhikmah, NIM.: 15531003 (2020) KISAH NABI SULAIMAN DALAM AL-QUR’AN (PERSPEKTIF SEMIOTIKA ROLAND BARTHES). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (KISAH NABI SULAIMAN DALAM AL-QUR’AN (PERSPEKTIF SEMIOTIKA ROLAND BARTHES)) 15531003_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (KISAH NABI SULAIMAN DALAM AL-QUR’AN (PERSPEKTIF SEMIOTIKA ROLAND BARTHES)) 15531003_BAB II-sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (8MB) | Request a copy

Abstract

Kisah Nabi Sulaiman menjadi salah satu topik yang dibahas dalam Al- Qur’an. Dalam struktur bahasanya, terdapat simbol-simbol dan kode-kode yang perlu diinterpretasikan. Simbol tersebut di antaranya adalah sosok Nabi Sulaiman sendiri dan Ratu Saba’ yang dinyatakan dalam al-Qur’an secara berulang dan menjadi salah satu fragmen yang menarik perhatian. Penelitian ini dipandang perlu dengan dua alasan. Pertama, pemilihan kisah Nabi Sulaiman diasumsikan kisah tersebut banyak mengandung pelajaran. Selain imajinatif, di dalamnya sarat dengan nilai-nilai filosofis yang perlu digali lebih dalam. Kedua, dalam kuantitas ayat, kisah Nabi Sulaman mempunyai dominasi yang terbilang banyak, yaitu sebanyak 52 ayat; termasuk di dalamnya 17 kali penyebutan kata Sulaima>n. Untuk membedah simbol-simbol dan kode-kode yang terdapat dalam kisah tersebut, penulis menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes dengan metode deskriptif dalam penelitian ini. Pemilihan teori semiotika Roland Barthes dikarenakan ia mengembangkan tatanan pertandaan yang bertingkat; tidak hanya berhenti pada tataran denotasi, tetapi lanjut pada tataran konotasi. Sistem pertandaan yang demikian tentu sangat sesuai dengan kajian penafsiran al-Qur’an, sebab pemahaman terhadap al-Qur’an tidak sekadar pemahaman linguistik, namun perlu pemahaman yang lebih mendalam. Sebagai langkah awal, penulis membagi kisah Nabi Sulaiman menjadi empat fragmen. Pertama, prolog kisah. Kedua, sosok Nabi Sulaiman yang terbagi menjadi dua bagian, yakni mewarisi Nabi Dawud dan nabi-nabi lainnya dan memiliki berbagai keistimewaan yang dianugerahi oleh Allah. Ketiga, dakwah Nabi Sulaiman terhadap Ratu Saba’. Fragmen ini terbagi menjadi tiga bagian, yakni berita dari burung Hudhud, reaksi Ratu Saba’ terhadap surat Nabi Sulaiman, dan tunduknya Ratu Saba’ terhadap Nabi Sulaiman. Keempat, akhir hayat Nabi Sulaiman. Fragmen ini meliputi dua bagian, yakni wafatnya Nabi Sulaiman dan kisah tentang sihir yang difitnahkan kepada Nabi Sulaiman. Masing-masing fragmen dianalisis dengan memperhatikan aspek linguistik setiap ayat kemudian masuk dalam analisis mitos untuk mencari makna dalam setiap simbol dan kode. Tanda-tanda yang didapatkan dalam kisah ini diantaranya adalah Nabi Sulaiman, al-khail, al-ri>h{, Burung Hudhud, doa Nabi Sulaiman, Ratu Bilqis, dan wafatnya Nabi Sulaiman. Selain makna-makna yang terkandung dalam setiap tanda tersebut, kisah Nabi Sulaiman dalam al-Qur’an mengandung pesanpesan berupa nilai-nilai filosofis. Nilai-nilai tersebut adalah kepemimpinan, dakwah, syukur dan menjadikan Tuhan sebagai tempat segala kembali. Kepemimpinan Nabi Sulaiman memiliki ciri khas mengedepankan sikap tegas, welas asih, peduli terhadap sesama, adil, menjaga harga diri dan anti korupsi. Adapun Ratu Bilqis menjunjung tinggi prinsip musyawarah dan tidak sewenangwenang terhadap bawahan serta mempunyai kecerdasan intelektual maupun mental. Nilai syukur tergambar dalam doa-doa Nabi Sulaiman. Selain itu, sebagai akhir dari segalanya, Nabi Sulaiman dan Ratu Bilqis selalu menjadikan Tuhan sebagai tempat segala kembali; kekuasaan, harta bahkan jiwa dan raga

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item