HADIS-HADIS TENTANG BERCANDA (Studi Ma’anil Hadis)

Yeni Angelia, NIM.: 16551010 (2020) HADIS-HADIS TENTANG BERCANDA (Studi Ma’anil Hadis). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (HADIS-HADIS TENTANG BERCANDA (Studi Ma’anil Hadis) SKRIPSI)
16551010_BAB-I_IV-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (HADIS-HADIS TENTANG BERCANDA (Studi Ma’anil Hadis) SKRIPSI)
16551010_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Di era Globalisasi ini, kebanyakan manusia sering terjebak dalam masa kejenuhan dan kebosanan. 24 jam dalam sehari menuntut manusia untuk beraktifitas dan melakukan rutinitas yang menggurita. Tak dapat dipungkiri jika pada suatu saat mereka akan merasakan titik terendah yang sangat membosankan dan sangat melelahkan, tentunya mereka akan mencari cara cerdas untuk melepaskan kepenatan dan kejenuhan. Dengan demikian, mereka akan mencari sebuah hiburan yang akan membawa mereka pada rasa bahagia dan mengembalikan rasa fresh dalam fikiran dan hari-hari berikutnya. Salah satu cara untuk menjawab permasalahan ini adalah adanya sisipan canda (baca: humor) dalam komunikasi dengan sesama. Ada banyak manfaat yang datang dari humor dan sifat bercanda, tapi tak bisa dihindari pula bahwa ada banyak nampak negatif yang terjadi jika dilakukan tidak sesuai dengan apa yang Nabi perintahkan. Dalam hadis Nabi dikatakan bahwa Nabi juga bercanda dengan para sahabat tapi tidak pernah mengatakan kebohongan, walau berniat hanya untuk membuat para sahabat tertawa dan bahagia. Akan tetapi, semakin hari semakin banyak modifikasi yang terjadi, diantaranya adalah melakukan prank, atau siaran TV yang kini banyak mengisi acara lucu dan lain-lain. Dengan demikian penulis tertarik untuk membahas tema ini, pemahaman hadis tentang bercanda. Adapun penelitian yang dilakukan dalam ranah keilmuwan ilmu hadis adalah studi ma’anil hadis yang ditawarkan oleh Yusuf al-Qardhawi dengan menggunakan delapan metode, akan tetapi yang sesuai dengan pembahasan ini ada enam metode, yaitu Memahami hadis sesuai dengan petunjuk al-Quran, Menghimpun hadis-hadis yang setema, Memastikan makna kata-kata dalam hadis. Kompromi atau tarjih terhadap hadis-hadis yang (tampaknya) kontradiktif, Memahami hadis sesuai dengan latar belakang situasi dan kondisi serta tujuannya, Membedakan antara sarana dan yang berubah-ubah dan tujuan yang tetap, Dengan demikian akan ditemukan ide dasar pemahaman hadis tentang bercanda dan akan dibawa pada kontekstualisasinya. Penelitian ini berfokus pada Hadis bercanda yang diriwayatkan oleh Tirmidzi tentang larangan berdusta meski hanya bercanda, akan tetapi seiring berkembangnya zaman dan semakin majunya teknologi, banyak yang menggunakan cara kebohongan demi mengerjai orang lain, walapun pada akhirnya akan diberikan hadiah atau kejutan yang membuat orang lain bahagia, prank salah satunya. Niat hanya bercanda akan tetapi terkadang malah membawa malapetaka. Lalu ada siaran TV dan Berdakwah yang menyelipkan humor didalamnya tentu dengan tujuan masing-masing. semua tidak akan berdampak negatif selama tetap pada batasannya. Maka demikian, kebohongan selalu mendatangkan keburukan, sesuai dengan qaidah ushul fiqih “menghindari keburukan lebih baik daripada mendatangkan kebaikan.”

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Achmad Dahlan, Lc., M.A
Uncontrolled Keywords: Bercanda, Ma’anil Hadis, Kontekstualisasi
Subjects: Ilmu Hadits
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Hadis (S1)
Depositing User: S.Sos Sofwan Sofwan
Date Deposited: 27 Jun 2022 14:17
Last Modified: 27 Jun 2022 14:17
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51328

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum