Insya Allah Dalam Al-Qur’an (Analisis Semantik Toshihiko Izutsu)

Faiz Wildan Mustofa, NIM.: 18105030042 (2022) Insya Allah Dalam Al-Qur’an (Analisis Semantik Toshihiko Izutsu). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (Insya Allah Dalam Al-Qur’an (Analisis Semantik Toshihiko Izutsu))
18105030042_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (Insya Allah Dalam Al-Qur’an (Analisis Semantik Toshihiko Izutsu))
18105030042_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Kata Insya Allah telah lumrah dipakai di Indonesia. Sayangnya, ke-lumrah-an ini memiliki efek samping, yakni makna Insya Allah menjadi kabur. Hal ini dapat dilihat ketika kata ini dipakai sebagai tameng terhadap suatu komitmen, atau bisa disebut juga bahwa kata Insya Allah dipakai sebagai alat untuk menolak secara halus. Sesuai yang diungkapkan oleh Nurcholis Madjid “sesuatu yang telah lumrah, jamak, dan dipakai secara taken for granted, maka maknanya akan kabur”. Makna yang terpakai ini jelas bertolak belakangan dengan yang diungkapkan dalam Al-Qur’an, bahwa Insya Allah digunakan sebagai ungkapan penggantungan terhadap kuasa Allah. Berangkat dari fakta ini, kiranya penting untuk dilakukan pengkajian terhadap makna kata Insya Allah . Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap makna dasar & makna relasional kata Insya Allah , menemukan perkembangan sinkronik diakronik kata Insya Allah , dan weltanschauung kata Insya Allah. Metode yang digunakan untuk penelitian ini berdasarkan teori semantik yang disusun Toshihiko Izutsu. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan sumber yang diperoleh berdasar dokumentasi kepustakaan (library research). Kata Insya Allah memiliki makna dasar “Jika Allah menghendaki”. Kata ini juga ditemukan mengandung dua makna relasional yang melingkupinya, yakni: “Kuasa Allah itu mutlak dan meliputi segala sesuatu” dan “pengharapan kepada perkara yang baik”. Kata ini tidak ditemukan secara eksplisit digunakan oleh masyarakat Arab jahiliyah, namun sikap mereka terhadap kehendak Allah telah tergambar jelas, bahwa mereka tidak memiliki keimanan terhadap kehendak Tuhan. Kata ini berkembang menjadi ungkapan untuk penggantungan terhadap kuasa Allah, dan penyertaan dalam kalimat sumpah. Seiring berjalannya waktu, kata Insya Allah selain menjadi kata yang disertakan dalam kalimat sumpah berkembang jauh pada periode pasca-Qur’anic, terutama dalam konteks Indonesia. Pada konteks Indonesia kata ini kembali berubah maknanya, yakni” ketidakyakinan, keberharapan, keyakinan, menolak secara halus, sama-sama ketidaktahuannya, serta ketidaktahuan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Fitriana Firdausi, S.Th.I, M.Hum.
Uncontrolled Keywords: Insya Allah, semantik, weltanschauung.
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: S.Sos Sofwan Sofwan
Date Deposited: 06 Jul 2022 11:50
Last Modified: 06 Jul 2022 11:50
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51668

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum