Reinterpretasi Q.S. Al-Baqarah (2): 173 Tentang Darurat (Studi Analisis Hermeneutika Ma`na Cum Maghza)

Vijay Asyfa Betay Seer, NIM.: 19205032084 (2022) Reinterpretasi Q.S. Al-Baqarah (2): 173 Tentang Darurat (Studi Analisis Hermeneutika Ma`na Cum Maghza). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (Reinterpretasi Q.S. Al-Baqarah (2): 173 Tentang Darurat (Studi Analisis Hermeneutika Ma`na Cum Maghza))
19205032084_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (6MB) | Preview
[img] Text (Reinterpretasi Q.S. Al-Baqarah (2): 173 Tentang Darurat (Studi Analisis Hermeneutika Ma`na Cum Maghza))
19205032084_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (6MB) | Request a copy

Abstract

Konsepsi darurat yang dijadikan landasan untuk menentukan kebijakan dalam kondisi tertentu seringkali hanya berdasarkan paradigma fiqih sehingga kurang komprehensif. Konsepsi darurat yang dibangun di atas argumentasi fiqih belum sepenuhnya menunjukkan efektifitas atas resepsi dan implementasi pada masyarakat kontemporer. Persoalan tersebut dikarenakan sumber interpretasi dari ayat al-Qur’an yang dijadikan rujukan hanya sedikit mendapat evaluasi dan elaborasi untuk mengahadapi isu baru. Penelitian ini mengambil QS. Al-Baqarah (2): 173 agar kajian lebih terfokus, meski tetap memperhatikan ayat senada agar penelitian lebih komprehensif. Pemaknaan darurat kembali menjadi penting dibicarakan terutama pada fenomena pandemic Covid-19 yang sudah berpengaruh kepada praktek ibadah sosial dan memunculkan ‘tradisi baru’ yang didasarkan pada alasan darurat. Penelitian ini menjawab dua permasalahan sekitar konsep darurat, yaitu apa Ma`na at-Tarikhi (sejarah pemaknaan teks) dan Maghza at-Tarikhi (Signifikansi Historis) atas darurat Q.S. Al-Baqarah (2): 173, dan bagaimana Maghza al-Mutaharrik al-Mu`asir (Signifikansi Fenomenal Dinamis) atas darurat dalam ayat yang dimaksud? Kajian ini merupakan penelitian pustaka (library research) yang bersifat kualitatif. Sumber data primer dalam penelitian ini ayat al-Qur’an terutama QS. Al-Baqarah (2): 173, dan kitab-kitab yang memuat asbab an-nuzul seperti kitab Asbabun Nuzul al-Musamma Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul karya Imam As-Suyuti. Selain kitab Asbab an-Nuzul juga kitab sirah, seperti kitab Sirah Nabawiyyah karya Ibn Hisyam. Selain itu, Sumber data sekundernya adalah Kitab Tafsir atau karya tulis yang membahas kata darurat dalam Al-Qur’an seperti kitab Tafsir Jami` al-Bayan Karya Ibnu Jarir at-Tabari, kitab Mafatih al-Gaib karya al-Razi dan lainnya. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dokumentasi. Data yang terlah terkumpul dianalisis menggunakan metode deskriptif-analitis. Untuk mendapatkan analisis yang komprehensif penelitian ini menggunakan pendekatan ma`na cum maghza. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, pertama, dalam perspektif analisis makna idturro diterjemahkan dengan keadaan terpaksa atau terdesak yang menyudutkan karena tidak ada pilihan lain selain melakukan perkara haram. Kedua, analisis Signifikansi Fenomenal Historis menemukan tiga hal, yaitu: 1) QS. Al-Baqarah: 173 memiliki posisi sebagai ketegasan al-Qur’an dalam menghadapi fenomena inkonsistensi masyarakat, 2) ayat ini memberikan posisi keharaman yang dimaksud adalah tidak lebih dari urgensi menjaga nyawa, dan 3) Kondisi darurat tidak terbatas pada perkara makanan saja. Ketiga, berdasarkan Analisis Signifikansi Fenomenal Dinamis, ditemukan tiga hal, yaitu: 1) Melaksanakan larangan yang disebutkan dalam al-Qur’an bukan menjadi pelanggaran melainkan menjadi solusi yang selaras dengan al-Qur’an, 2) Ayat gaira bagin wa la `adin menunjukkan konsekuensi yang ketat atas implikasi dari “pengecualian” yang disebutkan, penulis menafsirkan ayat gaira bagin wa la `adin dengan “otoritas terkait,” dan 3) Dasar penentuan suatu kondisi masuk dalam kriteria darurat adalah adanya otoritas dari pihak terkait. Konsep d{arurat berdasarkan QS. Al-Baqarah: 173 yang sesuai dengan kondisi saat ini tanpa menghilangkan maksud dan makna asli ayat, yaitu: larangan melakukan perkara haram tanpa sebab, polarisasi ayat sebagai dasar argumentasi darurat, dan pentingnya korelasi antara iman dan ilmu pengetahuan. Masalah Covid-19 terkait dengan kesehatan dan nyawa, maka otoritas agama tidak bisa sendirian memutuskan kondisi darurat atau tidak. Pemilik otoritas terkait dalam hal ini adalah bidang ilmu kedokteran (patologhy, epidemiology) atau praktisi kesehatan. Ilmu agama tidak dapat diterapkan secara parsial tetapi harus melibatkan ilmu pengetahuan lain dalam menentukan kebijakan agama, terlebih kebijakan yang bersifat masif.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing : Dr.Phil. Sahiron, M.A.
Uncontrolled Keywords: darurat, ma`na cum maghza, QS. Al-Baqarah (2): 173.
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur'an dan Tafsir (S2)
Depositing User: S.Sos Sofwan Sofwan
Date Deposited: 11 Jul 2022 14:04
Last Modified: 11 Jul 2022 14:04
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51823

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum