MAKNA CELURIT (Studi Atas Persepsi Masyarakat Desa Banjar Barat, Kec. Gapura, Sumenep, Madura)

MATRONI - NIM. 06510033 , (2011) MAKNA CELURIT (Studi Atas Persepsi Masyarakat Desa Banjar Barat, Kec. Gapura, Sumenep, Madura). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (MAKNA CELURIT (Studi Atas Persepsi Masyarakat Desa Banjar Barat, Kec. Gapura, Sumenep, Madura))
BAB I,IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (460kB) | Preview
[img] Text (MAKNA CELURIT (Studi Atas Persepsi Masyarakat Desa Banjar Barat, Kec. Gapura, Sumenep, Madura))
BAB II,III.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (270kB)

Abstract

Judul skripsi ini adalah makna celurit, studi atas persepsi masyarakat desa Banjar Barat, Kec. Gapura, Kab. Sumenep, Madura. Di desa Banjar Barat, celurit merupakan senjata tajam biasa yang berbentuk melengkung, lebih panjang dari sada' (arit), dan berfungsi sebagai alat bantu pertanian. Pemaknaan atas istilah celurit tidak sama dengan pengertian tentang ciri negatif yang menempel kuat pada pribadi orang Madura yang bermuara pada adu-ketangguhan dengan bersenjatakan celurit yang kemudian dikenal dengan istilah carok. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keinginan peneliti untuk mengungkapkan makna celurit Madura, khususnya di desa Banjar Barat yang telah mengalami perubahan makna atau penggunaannya dan mengunggkapkan budaya Madura yang berkaitan dengan celurit (carok) secara jelas. Pokok pembahasan dalam tulisan ini terfokus pada bagaimana pemaknaan masyarakat Banjar Barat terhadap celurit, yang berfungsi sebagai alat bantu pertanian dan celurit hanya dianggap senjata biasa. Tujuan dari skripsi ini adalah mengetahui makna dan fungsi celurit bagi masyarakat desa Banjar Barat. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan dengan objek material celurit serta objek formal dari sudut pandang filosofis. Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini berasal dari hasil wawancara, dokumen-dokumen, dan juga observasi di lapangan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan antropologis. Berdasarkan hasil penelitian, di desa Banjar Barat pada zaman dahulu pernah terjadi carok, tetapi pada saat ini sudah tidak ada. Hilangnya tradisi carok salah satunya disebabkan oleh semakin banyaknya orang-orang Banjar Barat yang belajar ilmu agama di pondok, sekolah-sekolah seperti MI, MTS, MA, MAN, dan juga perguruan tinggi. Pendidikan yang semakin maju di desa Banjar Barat menyebabkan masyarakat Banjar Barat sadar dengan tradisi carok. Carok bukanlah salah satu cara untuk menyelesaikan masalah. Masih banyak cara atau solusi yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah, misalnya dengan musyawarah. Bagi mereka, musyawarah adalah salah satu cara yang dianjurkan oleh agama yang lebih baik dari pada harus melakukan carok.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Dr.H. Syofiyullah Mz., M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Clurit
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah Filsafat (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 19 Feb 2013 17:40
Last Modified: 04 Aug 2016 12:05
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/5214

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum