KERAGAMAN QIRA’AT DAN IMPLIKASINYA DALAM PENAFSIRAN (STUDI KITAB TAFSIR RAWA’I AL-BAYAN TAFSIR AYAT AL-AHKAM MIN AL-QUR’AN KARYA MUHAMMAD ‘ALI AL-SABUNI)

Hamzah Fansyuri, NIM.: 11531029 (2017) KERAGAMAN QIRA’AT DAN IMPLIKASINYA DALAM PENAFSIRAN (STUDI KITAB TAFSIR RAWA’I AL-BAYAN TAFSIR AYAT AL-AHKAM MIN AL-QUR’AN KARYA MUHAMMAD ‘ALI AL-SABUNI). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KERAGAMAN QIRA’AT DAN IMPLIKASINYA DALAM PENAFSIRAN (STUDI KITAB TAFSIR RAWA’I AL-BAYAN TAFSIR AYAT AL-AH}KAM MIN AL-QUR’AN KARYA MUH}AMMAD ‘ALI AL-SABUNI))
11531029_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (KERAGAMAN QIRA’AT DAN IMPLIKASINYA DALAM PENAFSIRAN (STUDI KITAB TAFSIR RAWA’I AL-BAYAN TAFSIR AYAT AL-AH}KAM MIN AL-QUR’AN KARYA MUH}AMMAD ‘ALI AL-SABUNI))
11531029_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Ilmu qira’at adalah salah satu dari cabang ilmu yang dipergunakan untuk menafsirkan al-qur’an dengan al-qur’an. Ilmu yang membahas tentang tata cara perbedaan bacaan dalam al-qu’an. Namun dari banyak perbedaan bacaan qira’at hanya ada sepuluh imam yang diterima bacaannya, karena telah sesuai dengan kaidah Bahasa arab, sesuai dengan rasm us|mani, dan riwayatnya sampai kepada Rasulullah. Al- S}abuni adalah salah satu ulama yang memberikan perhatian khusus tentang qira’at dalam tafsirnya. Tafsir al-Ahkam adalah kitab al-S}abuni yang menyebutkan ragam qira’at dalam beberapa ayat-ayat hukum dalam tafsirnya. Maka masalah yang dibahas adalah posisi qira’at dalam tafsir ahkam yang sangat beragam disebutkan dalam kitab tersebut, kemudian mencangkup juga kualitas qira’at disebutkan dalam kitab tersebut, serta penafsiran ayat-ayat yang mempunyai ragam qira’at, apakah itu berimplikasi pada penafsiran atau tidak. Penelitian ini adalah penelitian pustaka dengan menggunakan metode deskriptis analisis dan pendekatan korelasi. Langkah yang dilakukan adalah mendeskripsikan apa yang belum jelas dalam kitab Tafsir Ahkam yang menjadi rujukan utama dalam penafsiran ini. Penelitian ini diawali dengan meneliti kualitas qira’at dalam Tafsir Ahkam dengan merujuk kepada kitab-kitab yang berhubungan dengan qira’at, kemudian korelasi dari bentuk qira’at dengan tafsirnya, karena yang ada di dalam kitab tafsir ahkam berbagai macam qira’at. Hasil dari penelitian ini secara ringkas dapat dibagi dalam beberapa hal, yaitu posisi qira’at dalam sebuah tafsir memang sangat penting, namun dalam konteks kitab ini posisi qira’at menurut penulis adalah langkah awal bagi seorang yang hendak mempelajari qira’at kemudian adanya penyebutan ragam qira’at dalam tafsir al-ahkam menunjukkan jawaban dari menurunnya frekuensi penyebutan qira’at dalam kitabkatab tafsir, maka dari itu al-S}abuni mengulang apa yang dilakukan oleh ulama klasik seperti Ibnu Jarir al-T}abari. Dalam kitab tersebut terdapat juga banyak qira’at. Pada 26 pembahasan, penulis menemukan qira’at yang berbeda-beda ada qira’at sab’ah yang secara kualitas berarti masuk dalam qira’at mutawatir, qira’at ‘asyrah secara kualitas bisa masuk dalam kategori qira’at mutawatir dan sebagian juga masuk dalam qira’at s}ahihah, kemudian qira’at arba’a ‘aysrah yang secara kualitas termasuk dalam qira’at syaz|z|ah. Kemudian pada tiap-tiap qira’at juga akan berimplikasi pada penafsiran dan ada juga yang tidak. Contoh ragam qira’at yang disebutkan dalam kitab tafsir ahkam serta implikasinya terhadap penafsiran, pada surat al- Baqarah ayat 173 terdapat bacaan وعلى الذين يطيقونه فدية طعام مسكين adapun qira’at yang lain وعلى الذين يطيقونه فدية xv طعام مساكين dengan mengubah kata مسكين menjadi مساكين pada kalimat tersebut. Ayat tersebut menjelaskan bahwa orang-orang yang lanjut usia yang tidak kuat berpuasa , maka Allah memerikan keringanan untuk berbuka dan memberi makan orang miskin setiap hari atau setiap puasa yang ditinggalkannya. Pada bacaan طعام مسكين dan طعام مساكين tidak berimplikasi pada penafsiran karena sama-sama bermaksud pada memberi makan orang miskin. Qira’at طعام مساكين mengindikasikan bentuk jamak, tetapi maksudnya bukan memberikan makan secara langsung pada orang-orang miskin setiap harinya. Contoh yang lain pada surat al-Baqarah 219 pada ayat tentang khamar disebutkan قُلْ فِيْهِمَا اِثْمٌ كَبِيْرٌ dana bacaan yang lainnya اِثْمٌ كَثِيْر . Terdapat dua bacaan yang berbeda, jika membaca dengan qira’at اِثْمٌ كَبِيْرٌ bahwa yang dimaksud yaitu judi dan khamar termasuk dalam dosa besar sedangkan pada qira’at اِثْمٌ كَثِيْرٌ maksudnya adalah dampak dari judi dan khamar itu dosanya banyak, karena menimbulkan dosa-dosa yang lainnya. Ini adalah contoh qira’at yang berimplikasi pada penafsiran.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Dr. Ahmad Baidowi, M. Si
Uncontrolled Keywords: Qira’at, Muhammad ‘Ali Al-Sabuni, Tafsir Rawa’i Al-Bayan
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Islam dan Pemikiran
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 21 Jul 2022 09:25
Last Modified: 21 Jul 2022 09:25
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52168

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum