PERNIKAHAN SECARA VIRTUAL DI MASA PANDEMI COVID-19 MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

Fahrullah, nim.: 15350046 (2022) PERNIKAHAN SECARA VIRTUAL DI MASA PANDEMI COVID-19 MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (PERNIKAHAN SECARA VIRTUAL DI MASA PANDEMI COVID-19 MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF) 15350046_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (PERNIKAHAN SECARA VIRTUAL DI MASA PANDEMI COVID-19 MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF) 15350046_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya virus covid-19, yang sejak awal kemunculannya sampai saat ini, telah memberikan dampak yang besar hampir ke semua aktivitas, kegiatan dan pekerjaan manusia. Hal ini dikarenakan oleh bahaya yang ditimbulkan oleh virus tersebut yakni kematian. Untuk mencegah penularan dan jatuhnya lebih banyak korban, pemerintah mengeluarkan kebijakan dan aturanaturan terkait penanganan dan pencegahan virus covid-19, diantaranya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM. Peraturan dan kebijakan kebijakan ini, membuat segala kegiatan dan aktivitas masyarakat yang dapat menimbulkan kerumunan menjadi dilarang tak terkecuali acara atau prosesi pernikahan. Oleh karena itu, tak sedikit dari calon pengantin yang menunda acara pernikahan mereka. Namun ada juga yang tetap melangsungkannya tapi dengan cara virtual atau online. Penelitian ini berfokus pada pandangan hukum Islam dan Undang-undang Perkawinan Nomor 1 tahun 1974 mengenai keabsahan dari pernikahan yang dilakukan secara virtual di masa pandemi covid-19. Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research) dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis kualitatif dengan metode induktif, metode ini digunakan untuk menarik kesimpulan dari hal-hal yang khusus untuk menuju kesimpulan yang bersifat umum. Dalam hal ini, penulis menjadikan pernikahan secara virtual di masa pandemi covid-19 sebagai objek penelitian yang kemudian dianalisis keabsahannya menggunakan dua tinjauan hukum yakni hukum Islam dan hukum positif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pernikahan secara virtual di masa pandemi covid-19 menurut hukum Islam hukumnya sah. Hal ini didasarkan kepada salah satu dari lima aspek dalam konsep maqāshid al-syari‘ah yakni ḥifdz al-nafs atau menjaga jiwa. Dengan bantuan perangkat teknologi internet, sepasang calon pengantin yang tidak dimungkinkan untuk bertemu atau berada dalam satu tempat yang sama, bisa melangsungkan pernikahan mereka. Namun, pelaksanaan pernikahan secara virtual ini harus memenuhi tiga persyaratan sebagaimana yang tercantum dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang pelaksanaan pernikahan secara online, yakni a) Wali nikah, calon pengantin pria, dan dua orang saksi dipastikan terhubung melalui jejaring virtual meliputi suara dan gambar (audio visual); b) Dalam waktu yang sama (real time); c) Adanya jaminan kepastian tentang benarnya keberadaan para pihak, apabila salah satu dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi, maka pernikahannya tidak sah. Sedangkan menurut Undang-undang No. Tahun 1974 tentang perkawinan, sebagaimana yang tercantum di dalam pasal 2 ayat 1 yang berbunyi, “Perkawinan dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaan,” Dalam ayat ini secara tidak langsung menegaskan bahwa hukum pernikahan secara virtual di masa pandemi covid-19 tetap sah, mengikut pada keabsahan menurut hukum Islam.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item