INTEGRASI ISLAM DAN BUDAYA LOKAL DALAM TRADISI ROKAT TASEK DI DESA DAPINDA, KECAMATAN BATANG-BATANG, KABUPATEN SUMENEP MADURA

Imam, NM.: 08120032 (2013) INTEGRASI ISLAM DAN BUDAYA LOKAL DALAM TRADISI ROKAT TASEK DI DESA DAPINDA, KECAMATAN BATANG-BATANG, KABUPATEN SUMENEP MADURA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (INTEGRASI ISLAM DAN BUDAYA LOKAL DALAM TRADISI ROKAT TASEK DI DESA DAPINDA, KECAMATAN BATANG-BATANG, KABUPATEN SUMENEP MADURA)
08120032 - File 1.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (INTEGRASI ISLAM DAN BUDAYA LOKAL DALAM TRADISI ROKAT TASEK DI DESA DAPINDA, KECAMATAN BATANG-BATANG, KABUPATEN SUMENEP MADURA)
08120032 - File 2.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Desa Dapinda, Kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep, merupakan wilayah yang berada di ujung timur kepulauan Madura. Sumenep menjadi daerah pertama kali yang mendapat penyebaran Islam di Madura. Penyebaran dan integrasi Islam yang dibawa oleh agen akulturasi ke tanah Jawa dan Madura, mustahil akan memperoleh hasil yang gemilang jika pada waktu proses interaksinya di lakukan dengan cara-cara yang bersifat kontra kebudayaan. Tradisi Rokat Tasek yang dilaksanakan setiap tanggal 14-16 pada bulan Rajab,merupakan salah satu tradisiyang telah berkembang sejak zaman Hindu dan Budha. Kemudian mendapat pengaruh dari nilai-nilai Islam, yang dilakukan oleh Sayyid Ahamdhul Baidhawi, Ghung Syafi’i, Ghung Sayyidina dan Ghung Hamdiyaah, sebagai penyebar agama Islam di Sumenep dan di Desa Dapinda. Sehingga nilai-nilai tradisi di dalamnya mengalami perubahan yang cukup signifikan, baik menyangkut tujuan, pemahaman terhadap simbol dan prosesi tradisi. Hal tersebut menjadi alasan ketertarikan peneliti tentang tradisi Rokat Tasek yang lebih mendalam. Hal lain yang membuat tertarik untuk diteliti yaitu, adanya cara-cara unik yang di lakukan agen akultursi dalam menyebarkan agama Islam di Desa Dapinda, juga adanya perubahan dan perkembangan baik dalam hal, tujuan tradisi, makna sesajen dan kepercayaan terhadap nabi Khidir. Pada mulanya tradisi RokatTasek sebagai sarana pemujaan, terhadap roh-roh jahat penunggu laut. Namun dengan masuknya Islam tujuan tradisi tersebut, sebagai bentuk syukuran terhadap Allah dan nabi Khidir, juga sebagai bentuk pelestarian alam lingkungan. Maka ada dua masalah yang di angkat dalam penelitian ini: 1. BagaimanatradisiRokat Tasek dalam masyarakat Desa Dapinda, Kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Madura? 2. BagaimanaIntegrasi Islam dan budaya lokal dalam tradisi Rokat Tasekdari Hindu ke Islam? Penelitian ini menggunakan metode penelitian budaya dengan jenis penelitian kualitatif. Dengan tahapan pengumpulan data,(observasi, wawancara,dokumentasi),analisis data dan laporan penilitian. Penelitimenggunakan teori fungsional terhadap akulturasi dari Bronislaw Malinowski, ia menyinggung bahwa metodologi untuk meneliti suatu proses akulturasi mempunya kerangka yang terdiri tiga kolom. “kolom A”, cara yang dilakukan oleh komonitas sosial setempat, untuk memahami masuknya kebudayan luar. “kolom B”, melukiskan jalanya proses akulturasi. “kolom C”, melukiskan reaksi masyarakat yang di teliti. Di samping itu peneliti juga menggunakan teori penafsir simbol yang dikemukakan Victor Witter Turner untuk mengungkap makna simbol dalam upacara Rokat Tasek. Semoga penelitian inimenjadi sumbangan pemikiran dan khazanah pengetahuan, dalam dizkursus keilmuan Islam, khusunya mengenai kajian kebudayaan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Dr. Imam Muhsin, M.Ag
Uncontrolled Keywords: Tradisi Rokat Tasek, Larung Colocolan, Tahlelan, Pentas Seni Rakyat Ludruk
Subjects: Islam dan Budaya
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 12 Aug 2022 15:01
Last Modified: 12 Aug 2022 15:01
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52509

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum