PERAN POLITIK NU PA.SCA ORDE BARlJ (Study Kasus Tahun 1998-1999)

Faturochman, NIM. 00120173 (2005) PERAN POLITIK NU PA.SCA ORDE BARlJ (Study Kasus Tahun 1998-1999). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PERAN POLITIK NlJ PA.SCA ORDE BARlJ (Study Kasus Tahun 1998-1999))
00120173_Bab I_Bab V_Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (PERAN POLITIK NlJ PA.SCA ORDE BARlJ (Study Kasus Tahun 1998-1999))
00120173_Full Text.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (7MB)

Abstract

Keterlibatan NU dalam politik, sebenarnya sudah di mulai ketika ia rneng ikrarkan diri untuk bergabung dengan pmiai politik Masyumi. Namun, karena adanya ketidakadilan dalam sistem keanggotaan dan distribusi kekuasaan, akhirnya NU keluar dari Masyumi dan menjadikan organisasi menjadi partai politik (Partai Nahdlatul Ulama). Di sini, NU secara bulat benar-benar terlibat secara Iangsung karena ia membah dirinya menjadi parta politik. Ia kemudian merekrut secara besar­besaran kader-kader dari luar untuk menjadi praktisi politik dalam partai NU tersebut. Seiring dengan pergantian rezim (naiknya Suharto ke kursi kepresidenan), maka pemerintah pun semakin memperkuat posisinya. Hal itu bisa dilihat dengan pemberlakuan fusi atas partai politik menjadi dua golongan; nasiona!is sckulcr, yang dikumpulkan dalam wadah Partai Demokrasi perjuangan (POI) dan religious nationa!is, yang digabnngkan dalam Partai Pcrsatuan Pembangunan (PPP). Karena NU tennasuk partai religious, ia pun lebih conclong untuk bergabung dalam PPP dalam menyampaikan aspirasi politiknya. Setelah PPP dirasa tidak rnampu menyampaikan aspirasi warga NU, NU pun keluar dari PPP dengan mengcluarkan statmen "kembali pada Kh1ttah 26". Setelah Suhatio lengser, NU pun kembali te1jun ke dalam politik praktis. Namun kali ini, deng:an cara membuat wadah politik bernama PKB, untuk Keterlibatan NU dalam politik, sebenarnya sudah di mulai ketika ia rneng ikrarkan diri untuk bergabung dengan pmiai politik Masyumi. Namun, karena adanya ketidakadilan dalam sistem keanggotaan dan distribusi kekuasaan, akhirnya NU keluar dari Masyumi dan menjadikan organisasi menjadi partai politik (Partai Nahdlatul Ulama). Di sini, NU secara bulat benar-benar terlibat secara Iangsung karena ia membah dirinya menjadi parta politik. Ia kemudian merekrut secara besar­besaran kader-kader dari luar untuk menjadi praktisi politik dalam partai NU tersebut. Seiring dengan pergantian rezim (naiknya Suharto ke kursi kepresidenan), maka pemerintah pun semakin memperkuat posisinya. Hal itu bisa dilihat dengan pemberlakuan fusi atas partai politik menjadi dua golongan; nasiona!is sckulcr, yang dikumpulkan dalam wadah Partai Demokrasi perjuangan (POI) dan religious nationa!is, yang digabnngkan dalam Partai Pcrsatuan Pembangunan (PPP). Karena NU tennasuk partai religious, ia pun lebih conclong untuk bergabung dalam PPP dalam menyampaikan aspirasi politiknya. Setelah PPP dirasa tidak rnampu menyampaikan aspirasi warga NU, NU pun keluar dari PPP dengan mengcluarkan statmen "kembali pada Kh1ttah 26". Setelah Suhatio lengser, NU pun kembali te1jun ke dalam politik praktis. Namun kali ini, deng:an cara membuat wadah politik bernama PKB, untuk Keterlibatan NU dalam politik, sebenarnya sudah di mulai ketika ia rneng ikrarkan diri untuk bergabung dengan pmiai politik Masyumi. Namun, karena adanya ketidakadilan dalam sistem keanggotaan dan distribusi kekuasaan, akhirnya NU keluar dari Masyumi dan menjadikan organisasi menjadi partai politik (Partai Nahdlatul Ulama). Di sini, NU secara bulat benar-benar terlibat secara Iangsung karena ia membah dirinya menjadi parta politik. Ia kemudian merekrut secara besar­besaran kader-kader dari luar untuk menjadi praktisi politik dalam partai NU tersebut. Seiring dengan pergantian rezim (naiknya Suharto ke kursi kepresidenan), maka pemerintah pun semakin memperkuat posisinya. Hal itu bisa dilihat dengan pemberlakuan fusi atas partai politik menjadi dua golongan; nasiona!is sckulcr, yang dikumpulkan dalam wadah Partai Demokrasi perjuangan (POI) dan religious nationa!is, yang digabnngkan dalam Partai Pcrsatuan Pembangunan (PPP). Karena NU tennasuk partai religious, ia pun lebih conclong untuk bergabung dalam PPP dalam menyampaikan aspirasi politiknya. Setelah PPP dirasa tidak rnampu menyampaikan aspirasi warga NU, NU pun keluar dari PPP dengan mengcluarkan statmen "kembali pada Kh1ttah 26". Setelah Suhatio lengser, NU pun kembali terjun ke dalam politik praktis.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Drs. Badrun, M.Si
Uncontrolled Keywords: Peran Politik NU Pasca Orde Baru
Subjects: Sejarah Peradaban / Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 18 Aug 2022 14:22
Last Modified: 18 Aug 2022 14:22
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52577

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum