PERDIKAN MANGIR DAN POLITIK EKSPANSI KERAJAAN MATARAM (1584-1601 M)

Abdul Adlim, NIM. 99122424 (2005) PERDIKAN MANGIR DAN POLITIK EKSPANSI KERAJAAN MATARAM (1584-1601 M). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PERDIKAN MANGIR DAN POLITIK EKSPANSI KERAJAAN MATARAM (1584-1601 M))
99122424_Bab I_Bab V_Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (PERDIKAN MANGIR DAN POLITIK EKSPANSI KERAJAAN MATARAM (1584-1601 M))
99122424_Bab II_Bab III_Bab IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Mangir adalah sebuah daerah yang didirikan oleh Ki Ageng Wanabaya yang kemudian dikenal dengan sebutan Ki Ageng Mangir I, daerah ini diperkirakan berdiri tidak lama setelah Majapahit runtuh yaitu pada tahun 1400 M. Sejak masa Ki Ageng Mangir I, Ki Ageng Mangir II, dan Ki Ageng Mangir III, rupanya daerah ini telah berdiri secara mantap dan belum pemah tunduk kepada kerajaan manapun. Pada akhir abad XVI, perluasan Kerajaan Mataram telah dimulai dan terbentuklah dasar kekuasaan yang besar, yang menjadikan Kerajaan Mataram sebagai sebuah kerajaan yang besar di pedalaman pulau Jawa. Perluasaan wilayah Mataram sudah mulai sejak zaman Senopati, perluasan wilayah ini tidak hanya untuk menundukkan penguasa pedalaman dan pesisir yang kaya tapi juga karena Senopati ingin meniru keagungan nenek moyangnya yakni akan menambah wibawa. Senopati sangat berambisi untuk menjadi seorang raja agung yang menguasai seluruh wilayah Jawa (Wenang Wises a Sanagari). Hal ini dimulai dengan menundukkan penguasa-penguasa lokal yang dipimpin oleh Ki Ageng termasuk di dalamnya Ki Ageng Mangir, karena dengan menundukkan penguasa­penguasa lokal, akan dengan muda untuk mendapatkan upeti. Mangir dengan segala cara termasuk dengan kekerasan, tetapi atas saran atau pendapat dari Ki Jurumertani bahwa penaklukan atas daerah Mangir yang dipimpin oleh Ki Ageng Mangir III, sebaiknya dilakukan dengan ikatan perkawinan secara tersamar dengan putra Senopati sendiri yaitu Pambayun, dengan cara demikian diharapkan Mangir akan menyerah dan mau tunduk kepada Senopati. Rupanya Ki Ageng Mangir benar-benar telah terpikat dengan kecantikan putra Senopati yaitu Pambayun, akhimya Ki Ageng Mangir III ini tidak dapat menolak bujukan Pambayun untuk menghadap dan mohon ampun kepada Senopati. pada saat Ki Ageng Mangir menghadap dan mau menyembah dan mencium kaki Senopati untuk mohon ampun atau untuk mintak doa restu kepada sang mertua, pada saat itu pula Senopati menggeser lututnya lalu menghantam kepala Ki Ageng Mangir III ke atas batu Gilang yang didudukinya, sehingga Ki Ageng Mangir III mati seketika. Kematian Ki Ageng Mangir III ini diperkirakan terjadi pada tahun 1601 M.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Dr. M. Abdul Karim, M. A., M. A.
Uncontrolled Keywords: Perdikan Mangir, Politik Ekspansi Kerajaan Mataram (1584-1601)
Subjects: Sejarah Peradaban / Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 09 Sep 2022 12:59
Last Modified: 09 Sep 2022 12:59
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52859

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum