KETERLIBATAN KAUM TAREKAT QADIRIYAHWA NAQSYABANDIYAH DALAM PEMBERONTAKAN RAKYAT BANTEN 1888

Mahfudoh, NIM.99122364 (2004) KETERLIBATAN KAUM TAREKAT QADIRIYAHWA NAQSYABANDIYAH DALAM PEMBERONTAKAN RAKYAT BANTEN 1888. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KETERLIBATAN KAUM TAREKAT QADIRIYAHWA NAQSYABANDIYAH DALAM PEMBERONTAKAN RAKYAT BANTEN 1888)
99122364_Bab I_Bab V_Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (KETERLIBATAN KAUM TAREKAT QADIRIYAHWA NAQSYABANDIYAH DALAM PEMBERONTAKAN RAKYAT BANTEN 1888)
99122364_Bab II_Bab III_Bab IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (6MB)

Abstract

Pertama. Di Banten, abad ke-19 merupakan kontak yang semakin meningkat dengan dunia Barat. Bersamaan dengan itu pula dihadirkan sistem birokrasi modem yang legal-rasional di bawah kekuasaannya, beserta peraturan-peraturan yang menyertainya, seperti perekonomian uang, pelaksanaan pajak kepala, peraturan rodi serta pemilikan hak atas tanah merupakan gejala-gejala yang menyertai penetrasi kekuasaan kolonial yang berlangsung secara berangsur-angsur, sangat mempengaruhi kehidupan kaum petani yang karenanya menyebabkan kerusuhan di daerah pedesaan, guna melawan penguasa Asing. Tekanan tersebut memuncak menjadi sebuah pemberontakan.. Menjelang pemberontakan tersebut, terjadi hal yang luar biasa di daerah Banten, seperti pertemuan para masyarakat petani dengan kaum ulama, latihan pencak silat, dan fanatik yang luar biasa terhadap orang-orang Belanda.Kedua, Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah diperkenalkan oleh Haji Abdul Karim pada pertengahan abad ke-19. Tarekat ini mempunyai pengaruh yang cukup besar, baik di kalangan petani maupun di kalangan pejabat. Karena pengaruhnya yang sangat kuat itu, daerah Banten dalam waktu singkat diwarnai oleh kehidupan keagamaan yang luar biasa aktifnya. Sebagai pemimpin tarekat, Abdul Karim mendirikan sebuah pesantren di Banten, yang sekaligus dijadikan sebagai pusat Ketiga, pemberontakan yang dipelopori oleh kyai, haji, dan guru tarekat ini menunjukkan bahwa kaum ulama tidak setuju dengan gagasan yang dicetuskan oleh pemerintah Belancla. demi ketentraman kehidupan keagamaan di Banten, maka altematif terakhir harus mengusir penjajah dari Banten. Keterlibatan mereka clalam suatu pemberontakan bertujuan untuk mendirikan negara Islam (dar al-Islam), adanya penetrasi dominasi kolonial yang kontradiksi dengan kehidupan keagamaan di Banten. Peristiwa-peristiwa yang terjadi menunjukkan bahwa tarekat adalah perkumpulan tertutup, yang berfungsi sebagai sarana untuk menyebarkan informasi­informasi rahasia dan jaringan komunikasi di antara anggota tarekat, juga sebagai koordinasi antara para kyai dan ulama Banten. Kharismatik dan kekaramahan yang dimiliki para guru tarekat rupanya telah menemukan penganutnya di kalangan petani, yang berhasil mendorong rakyat kecil untuk melakukan perubahan. Dan inilah sebabnya para guru tarekat lebih banyak terlibat dalam pemberontakan rakyat Banten.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Drs. Dudung Abdurrahman, M. Hum
Uncontrolled Keywords: Tarekat Qadiriyah Wa Naqsabandiyah, Pemberontakan Rakyat Banten 1888
Subjects: Sejarah Peradaban / Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 12 Sep 2022 08:12
Last Modified: 12 Sep 2022 08:12
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52892

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum