PERGULATAN IDEOLOGI DALAM SAREKAT ISLAM (1916-1922 M)

Aryonaldo, NIM. 99122328 (2005) PERGULATAN IDEOLOGI DALAM SAREKAT ISLAM (1916-1922 M). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PERGULATANIDEOLOGI DALAMSAREKATISLAM (1916-1922 M))
99122328_Bab I_Bab V_Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (PERGULATANIDEOLOGI DALAMSAREKATISLAM (1916-1922 M))
99122328_Bab II_Bab III_Bab IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (8MB)

Abstract

1. Persentuhan tokoh-tokoh SI dengan ideologi-ideologi anti kolonialisme (Pan Islamisme, Modemisme Islam, Nasionalisme, dan Sosialisme) yang berkembang pada waktu itu, tidak terlepas dari suasana kolonial yang melingkupi Hindia Belanda. Ideologi tersebut diserap melalui lembaga pendidikan, perjalanan mereka dalam menunaikan ibadah haji ke Mekkah, dan perkenalan mereka dengan tokoh-tokoh pergerakan seperti Sneeviiet, Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo. Oleh karena masing-masing ideologi itu mengusung gagasan anti kolonialisme yang konteks dengan situasi jajahan, tokoh-tokoh SI menjadikannya sebagai landasan bergerak dalam menjalankan aktivitas organisasi dan perlawanan terhadap sistem kapitalisme kolonial. 2. Dilihat dari konteks kesejarahannya, SI merupakan organisasi pemula dalam kehidupan sosial politik masyarakat nusantara sehingga menjadi lumrah jika organisasi ini masih meraba-raba atau coba-coba dalam merumuskan ideologinya. Keragaman corak ideologinya tidak terlepas pula dari disiplin organisasi yang longgar. Apalagi keputusan pemerintah 30 Juni 1913 yang hanya mengakui SI lokal saja membuat pengurus pusat SI kesulitan memantau perkembangan cabang-cabangnya. Sehingga dengan tidak adanya garis ideologi dan gans hirarki yang jelas membuat setiap SI lokal bebas menentukan orientasi ideologi-politiknya masing-masing. Ideologi dari tiap-tiap SI lokal sangat ditentukan oleh konteks lokalitasnya. masing-masing. SI Semarang, misalnya, wajar jika dekat dengan program perjuangan kelas karena kondisi Kota Semarang dihuni oleh masyarakat urban seperti buruh industri dan buruh pelabuhan. Pasca kongres SI II 1917 telah muncul sayap atau faksi di tubuh SI, Agoes Salim, Abdoel Moeis, Tjokroaminoto dan CSI/PSI berada di garis ideologi Islam dan kebangsaan dengan sikapnya yang moderat. Adapun di seberangnya berdiri Semaoen, Darsono, dan SI Semarang/PK! berada di garis ideologi­politik sosialisme dan komunisme dengan sikapnya yang radikal-revolusioner

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Syamsul Arifin, S.Ag.,
Uncontrolled Keywords: Ideologi, Sarekat Islam
Subjects: Sejarah Peradaban / Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 12 Sep 2022 09:31
Last Modified: 12 Sep 2022 09:31
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52912

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum